KHIDMAT DAN PENUH MAKNA, UNIKARTA GELAR SHOLAT IDUL ADHA 1446 H

FAI.UNIKARTA.AC.ID – Suasana khidmat dan penuh kekhusyukan menyelimuti Masjid Al-Hijrah di lingkungan Kampus Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) pada pelaksanaan Sholat Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Jumat (06/06/2025). Ratusan jamaah yang terdiri dari yayasan, pimpinan universitas, civitas academica, mahasiswa, dan masyarakat sekitar memadati masjid untuk bersama-sama menggemakan takbir dan menunaikan ibadah sunnah muakkadah tersebut.

Pelaksanaan sholat Idul Adha kali ini terasa istimewa dengan keterlibatan penuh dari unsur pimpinan dan mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI). Bertindak sebagai Imam dan Khatib adalah Dekan FAI, H. Mubarak, S.Pd.I, M.Pd.I. Sementara itu, bertindak sebagai Bilal adalah Permata Dewa, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI).

Dalam sambutannya sebelum sholat dimulai, Rektor Unikarta Prof. Dr. Ir. Ince Raden, M.P. menyampaikan pesan mendalam tentang relevansi ibadah Qurban dalam konteks dunia pendidikan tinggi. Beliau mengajak seluruh jamaah untuk merefleksikan hikmah agung dari kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS.

“Hikmah terbesar dari ibadah Qurban yang diajarkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail adalah tentang keikhlasan untuk berkorban, mendermakan jiwa dan raga semata-mata karena ketaatan kepada Allah SWT,” ujar Rektor.

Lebih lanjut, Rektor mengkontekstualisasikan makna pengorbanan tersebut ke dalam tugas dan pengabdian di lingkungan kampus. “Dalam konteks pengabdian di Perguruan Tinggi, semangat ini harus kita wujudkan dengan mendermakan bakti kita sebagai kaum terdidik untuk terus meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah kita,” tegasnya.

Senada dengan itu, H. Mubarak, S.Pd.I, M.Pd.I dalam khutbahnya mengupas pelajaran fundamental mengenai kekuatan iman. Beliau menekankan bahwa salah satu esensi penting dari kisah Nabi Ibrahim adalah tentang prioritas iman di atas logika akal.

“Dalam beragama, ada kalanya kita perlu menempatkan kepasrahan total kepada Allah di atas logika. Sebagaimana kita lihat dalam hukum Islam yang mengenal konsep ta’aqquli (rasional) dan ta’abbudi (dogmatis atau berlandaskan kepatuhan murni),” jelas H. Mubarak.

Ia menjadikan perintah Allah untuk menyembelih Nabi Ismail sebagai contoh nyata dari konsep ta’abbudi. “Perintah penyembelihan putra Nabi Ibrahim AS adalah contoh nyata ta’abbudi, di mana beliau mengesampingkan rasionalitas dan rasa cinta seorang ayah demi menunjukkan ketaatan penuh kepada Sang Pencipta. Kualitas iman inilah yang mengantarkannya pada gelar Khalilullah (kekasih Allah), sebuah predikat mulia yang lahir dari kepasrahan total,” pungkasnya.

Sholat Idul Adha di Masjid Al-Hijrah dihadiri oleh Ketua YKK Agus Setia Gunawan, S.Sos., M.Si, para Guru Besar, jajaran Dekanat, para pejabat badan, lembaga, dan unit di lingkungan Unikarta, yang berbaur khusyuk bersama mahasiswa dan masyarakat umum. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ritual ibadah tahunan, tetapi juga momentum penting untuk mempererat tali silaturahmi dan meneguhkan kembali nilai-nilai pengorbanan, keikhlasan, dan ketaatan dalam menjalankan amanah, baik sebagai hamba Allah maupun sebagai insan akademis. (Mbr01)

LAZ DPU KALTIM DAN UNIKARTA KERJASAMA DALAM BIDANG PENDIDIKAN

FAIUNIKARTA.AC.ID – Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Umat Kalimantan Timur (LAZ DPU Kaltim) dan Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) telah resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk menjalin kerjasama di bidang pendidikan. Kerjasama ini difokuskan pada program pemberian beasiswa bagi mahasiswa Unikarta, khususnya bagi mereka yang tidak mampu, agar dapat melanjutkan pendidikan dan meraih prestasi yang lebih baik.

Dalam acara Wisuda Pascasarjana ke-25 dan Sarjana ke-41 di Gedung Beladiri Dispora Kompleks Stadion Aji Imbut, Tenggarong (31/05), Direktur LAZ DPU Kaltim, Adi Wijaya, S.Pd selaku Alumni FAI Unikarta, menyampaikan bahwa program beasiswa ini merupakan salah satu pilar penting dalam pemberdayaan zakat, infaq, dan sedekah yang dihimpun dari para muzakki dan donatur. “Kami mengucapkan terima kasih kepada semua donatur yang telah memberikan kepercayaan kepada lembaga kami untuk mengelola zakat, infaq, dan sedekah. Program ini adalah bentuk tanggung jawab kami untuk memastikan bahwa manfaat dari donasi ZIS bisa langsung dirasakan oleh masyarakat, terutama oleh mahasiswa yang merupakan masa depan bangsa,” ungkap Adi Wijaya.

Terpisah, Rektor Universitas Kutai Kartanegara, Prof. Dr. Ir. Ince Raden, M.P., juga memberikan tanggapan positif terhadap kerjasama ini. Dalam wawancara terpisah, beliau menyatakan bahwa kerjasama dengan LAZ DPU Kaltim merupakan salah satu wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Kami berharap dengan adanya program ini, banyak mahasiswa yang dapat terbantu dan merasakan manfaatnya dalam jangka waktu yang lama. Ini adalah langkah nyata untuk mendukung pendidikan yang berkualitas bagi semua lapisan masyarakat,” tambah Prof. Ince.

Acara penandatanganan Nota Kesepahaman ini diharapkan dapat menjadi awal yang baik untuk meningkatkan akses pendidikan bagi mahasiswa tidak mampu di Kutai Kartanegara. Dengan adanya dukungan dari LAZ DPU Kaltim, diharapkan semakin banyak mahasiswa yang dapat menyelesaikan studi mereka dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Kerjasama ini juga menjadi momentum bagi kedua institusi untuk terus berkolaborasi dalam berbagai program lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah Kutai Kartanegara. Diharapkan, program beasiswa ini dapat menjadi contoh bagi lembaga-lembaga lain untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan, sehingga lebih banyak generasi penerus bangsa yang mendapatkan kesempatan untuk belajar dan berkembang. (Mbr01)

REFLEKSI MILAD KE-31 TAHUN FAI UNIKARTA: MENENUN CITA, MENEGUHKAN CITRA

Oleh: H. Mubarak, S.Pd.I, M.Pd.I*

Lebih dari tiga dekade perjalanan Fakultas Agama Islam Universitas Kutai Kartanegara (FAI Unikarta) sejak 1 Juni 1994, kini institusi yang kita cintai ini menapaki usia ke-31 tahun. Angka ini, bagi saya bukan sekadar hitungan tahun. Ia adalah sebuah babak baru untuk meneguhkan kembali institusi kita di tengah pusaran zaman yang tak pernah berhenti berubah. Jika ada sebuah ruang hening untuk merenungi sejenak apa yang telah terukir dalam sejarah lembaga ini, sebagai pimpinan di lembaga ini saya ingin mengajak kita semua untuk melihat milad ini sebagai kesempatan emas untuk berkontemplasi, sembari mata dan hati kita tertuju pada cakrawala masa depan yang luas membentang. Layaknya mercusuar yang cahayanya membantu kita mengarahkan ke mana arah berlabuh kapal ‘FAI Unikarta’ ini dengan visi yang lebih jernih dan langkah yang kian mantap.

Begitulah FAI Unikarta di usianya yang ke-31 ini. Kita tengah berada dalam fase di mana pengalaman telah mematangkan jiwa. Telah menempa fakultas ini mengukir beragam prestasi yang membanggakan, namun juga -dan, ini cukup penting untuk direnungi- menyisakan ruang-ruang pembelajaran dari setiap tantangan yang pernah kita hadapi. Kita tak hanya merayakan langkah yang telah ditempuh, tapi lebih dari itu, kita merenungkan makna di setiap jejaknya.

Memaknai Usia FAI Unikarta Ke-31 Tahun
Usia 31 tahun bagi sebuah institusi, seperti halnya manusia, adalah metafora tentang kematangan jiwa. FAI Unikarta rasanya telah melewati fase-fase awal pencarian identitas itu. Kini, kita memasuki tahapan di mana energi kreatifitas berpadu harmonis dengan kearifan yang terkumpul dari pengalaman. Fokus kita perlahan bergeser, dari yang tadinya lebih banyak memikirkan pengembangan internal, kini lebih tertuju pada bagaimana kita bisa memberi kontribusi yang lebih luas dan berdampak nyata bagi sekitar. Identitas yang telah terbentuk ini, kini diuji dan dikukuhkan melalui karya nyata dan jejak manfaat yang berkelanjutan. Ada semacam dorongan dari dalam untuk berkontribusi bagi legacy peradaban, khususnya di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Tantangan yang datang kini bukan lagi soal “siapa kita?”, melainkan lebih kepada “bagaimana kita?” mengerahkan seluruh potensi yang ada untuk meraih visi besar, sembari terus belajar rendah hati dan beradaptasi. Usia 31 ini adalah momen penting untuk semakin mempertegas identitas FAI Unikarta sebagai lembaga pendidikan Islam, yang melahirkan para intelektual Muslim yang berintegritas serta agen-agen perubahan yang peka terhadap zaman. Lebih dari tiga dekade adalah bekal yang sungguh tak ternilai untuk terus berbenah, meningkatkan kualitas diri, dan memperluas jangkauan kolaborasi kita.

Di usia yang kian matang ini, FAI Unikarta harus berikhtiar untuk semakin kokoh dalam pengelolaan kelembagaan, semakin tajam dalam visi keilmuan, dan semakin nyata sumbangsihnya bagi kemaslahatan umat dan bangsa, khususnya di bumi “Tuah Himba Untung Langgong” Kutai Kartanegara. Ini adalah usia untuk mengukuhkan keberadaan kita, bukan sebagai menara gading yang menjulang sendiri, melainkan sebagai mercusuar yang sinarnya memandu dan membuka jalan menuju masa depan yang (insya Allah) akan jauh lebih gemilang dan penuh makna. Sebuah masa depan di mana nilai-nilai luhur Islam menjadi sumber inspirasi bagi kemajuan peradaban kita bersama.

Mozaik Tiga Dekade yang Telah Berlalu: Mengimbas Kenangan
Perjalanan kita hingga sampai di titik ini adalah sebuah mozaik yang kaya warna dan cerita. FAI Unikarta, sebagai salah satu denyut nadi di Universitas Kutai Kartanegara, telah dengan bangga melepas generasi-generasi penerus. Mereka kini menjadi individu-individu yang turut memberi warna dan perubahan di berbagai sudut kehidupan masyarakat. Program studi kita, Pendidikan Agama Islam (PAI) telah menjadi tiang kokoh yang menyangga cita-cita, melahirkan SDM yang tak hanya kaya akan ilmu keislaman, tetapi juga tangkas menjawab panggilan zaman.

Merentang tiga dekade FAI Unikarta, dimulai dari rintisan pada tahun 1994, hingga terus berkembang menyongsong tahun 2025. Uraian ini adalah mozaik kisah dari visi, tantangan, adaptasi, dan komitmen terhadap pendidikan tinggi Islam di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Dekade Pertama: Perintisan (1994-2004)
Upaya pertama coba dirintis melalui naungan Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Ribathul Khail, dengan harapan besar akan binaan langsung dari Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Kutai. Proposal pun diajukan ke Koordinatoriat Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (Kopertais) Wilayah XI Kalimantan di Banjarmasin. Namun, penantian selama satu semester belum juga membuahkan kabar yang diharapkan. Tak menyerah, sebuah alternatif kemudian dijajaki dengan menggandeng Yayasan Pendidikan Kutai (YPK). Gayung pun bersambut. Proposal yang dilayangkan pada Mei 1995 mendapat respons positif tiga bulan kemudian dari Kopertais. Ada satu catatan penting: jurusan yang dibuka hendaknya tidak serupa dengan yang telah ada di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda. Maka, pilihan jatuh pada Jurusan Syariah dengan Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH) serta Jurusan Dakwah dengan Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Secara resmi, FAI mulai menapak di bawah YPK pada awal tahun akademik 1994/1995, dikukuhkan melalui keputusan Ketua YPK pada Juni 1994, yang disusul rekomendasi dari Kopertais Wilayah XI Kalimantan pada Juli tahun yang sama.

Langkah penting berikutnya terukir ketika FAI secara resmi menjadi bagian dari Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta). Berdasarkan ketetapan Menteri Agama RI pada April 1996, FAI Unikarta berdiri dengan dua program studi yang telah dirintis: Syariah (PMH) dan Dakwah (KPI). Izin operasional ini pun kemudian diperpanjang pada Juni 2002. Namun, perjalanan di masa-masa awal tak selamanya mulus. Jumlah mahasiswa pada kedua program studi tersebut terasa belum sebanyak yang diharapkan, bahkan cenderung menunjukkan penurunan. Menghadapi tantangan ini, dan atas persetujuan Yayasan Kutai Kartanegara (YKK, sebagai kelanjutan dari YPK) selaku Badan Pengelola serta Kopertais Wilayah XI Kalimantan selaku Pembina, FAI Unikarta mengambil langkah strategis. Pada tahun akademik 2001/2002, dibukalah satu jurusan/program studi baru, yaitu Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Izin penyelenggaraan untuk PAI ini terbit pada Januari 2003. Seiring dengan minat masyarakat yang dirasa kurang terhadap Program Studi PMH dan KPI, sejak tahun akademik 2002/2003, FAI Unikarta memutuskan untuk memusatkan penerimaan mahasiswa baru hanya pada Program Studi PAI. Keputusan ini menandai sebuah fokus baru dalam pengembangan fakultas ke depan.

Dekade Kedua: Peningkatan Kualitas (2005-2014)
Memasuki dekade kedua, FAI Unikarta kian memantapkan fokus seluruh kegiatan pendidikannya pada Program Studi PAI. Berbagai upaya penguatan terus dilakukan, salah satunya adalah memastikan perpanjangan izin penyelenggaraan Program Studi PAI. Hal ini tercermin dari terbitnya persetujuan dari Direktur Jenderal Pendidikan Islam pada Januari 2008, dan kemudian pembaruan izin pada Februari 2013.

Selain aspek perizinan, FAI Unikarta juga memberikan perhatian yang serius pada penataan program studi guna memperoleh status akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Kerja keras ini akhirnya membuahkan hasil yang menggembirakan. Program Studi PAI untuk pertama kalinya berhasil terakreditasi pada tahun 2011, melalui keputusan BAN-PT pada Februari tahun itu. Pencapaian ini menjadi sebuah momentum penting, pengakuan dari pihak eksternal terhadap kualitas penyelenggaraan pendidikan di FAI Unikarta.

Dekade Ketiga: Pengembangan Berkelanjutan (2015-2025)
Dekade ketiga menjadi saksi dari upaya yang tak pernah surut untuk terus meningkatkan kualitas dan relevansi Program Studi PAI. Komitmen terhadap akreditasi terus dijaga dengan baik. Ini terbukti dengan diperolehnya reakreditasi untuk Program Studi PAI pada tahun 2016, melalui keputusan BAN-PT pada Juni. Upaya untuk menjaga standar mutu ini kembali ditegaskan dengan perolehan akreditasi berikutnya pada tahun 2021, juga melalui keputusan BAN-PT pada bulan Juni. Serangkaian pencapaian akreditasi ini menunjukkan dedikasi FAI Unikarta dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi Islam yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pada tahun akademik 2023/2024, FAI Unikarta memperoleh izin pembukaan Program Studi S1 Ekonomi Syariah dari Kementerian Agama RI. Dulu, kami membayangkan kehadiran Program Studi S1 Ekonomi Syariah ini akan menjadi jembatan bagi anak-anak muda yang memimpikan karir di sektor perekonomian namun dibekali pemahaman agama Islam. FAI Unikarta, sebagai rumah baru bagi prodi ini, bertekad sepenuh hati untuk melayani dan memberikan yang terbaik. Ingatan akan diskusi-diskusi alot demi merumuskan langkah strategis untuk meningkatkan mutu Prodi Ekonomi Syariah pun masih segar. Salah satunya, niat tulus untuk membangun jejaring kerja sama dengan berbagai instansi, demi membukakan jalan bagi para Sarjana Ekonomi Syariah kelak, agar mereka tak hanya berilmu, tapi juga siap mengabdikan diri di dunia kerja.

Namun, sejak awal pula, kami sadar akan ada riak-riak tantangan. Yang paling terasa adalah bagaimana meyakinkan masyarakat luas akan arti penting kehadiran lulusan dari prodi ini. Pekerjaan rumah untuk mengedukasi masyarakat itu seolah menjadi bayangan yang terus mengikuti. Oleh karenanya, upaya sosialisasi yang tak kenal lelah, yang menyentuh hati dan pikiran, menjadi sebuah ikhtiar yang tak terelakkan sejak dua tahun lalu. Kami tahu, tak cukup hanya dengan spanduk dan brosur. Perlu ada bisikan-bisikan dari hati ke hati, penjelasan yang gamblang kepada calon mahasiswa, orang tua mereka, hingga para tokoh di dunia usaha dan pemerintahan. Kami membayangkan setiap dosen, setiap pengelola, bahkan mahasiswa angkatan pertama nanti, akan menjadi duta-duta kecil yang dengan bangga menceritakan indahnya Ekonomi Syariah bagi Kutai Kartanegara, dan bagaimana prinsip ini bisa menjadi jawaban atas kerumitan ekonomi zaman ini. Mengedukasi pasar kerja tentang keunikan dan keunggulan lulusan kami, itu pun menjadi agenda yang tak pernah luput dari benak.

Bahkan, dari hari-hari pertama itu, kami sudah merenungkan bagaimana Prodi Ekonomi Syariah Unikarta ini harus memiliki warna tersendiri, berbeda dan memberi nilai lebih. Pikiran untuk meramu kurikulum yang tak hanya kokoh dalam teori ekonomi Islam, tetapi juga sarat dengan contoh nyata, kasus-kasus lokal yang relevan, dan tentu saja, bekal soft skills yang mumpuni, sudah menjadi diskusi hangat. Kami bermimpi untuk sering mengundang para praktisi, menjalin kemitraan erat dengan lembaga keuangan syariah, agar mahasiswa kami bisa merasakan langsung denyut nadi dunia profesional. Semua itu kami angankan, agar kelak, lulusan kami bukan hanya sekadar pencari kerja, melainkan menjadi pelopor, penggerak ekonomi syariah yang berintegritas, yang dengan gagah berani membuktikan baktinya bagi umat dan negeri ini. Kenangan akan semangat awal itulah yang kini terus menyalakan api perjuangan kami.

Menatap hingga usia ke-31 tahun ini, FAI Unikarta terus berbenah dan beradaptasi dengan dinamika pendidikan tinggi serta kebutuhan masyarakat. Perjalanan tiga dekade ini telah membentuk FAI Unikarta menjadi institusi yang matang, dengan fokus yang jelas pada pengembangan pendidikan. Dengan semangat yang terus menyala, FAI Unikarta diharapkan akan terus menyumbangkan lulusan-lulusan yang kompeten dan berintegritas, serta berkontribusi aktif dalam pembangunan sumber daya manusia di Kutai Kartanegara dan sekitarnya. Perjalanan kepemimpinan yang telah silih berganti sebanyak delapan kali sejak berdirinya menunjukkan dinamika organisasi yang terus bergerak maju.

Namun, di tengah simfoni capaian itu, kita juga tak luput dari dialektika tantangan. Persaingan antar perguruan tinggi terasa semakin ketat, menuntut kita untuk melahirkan lulusan yang tak hanya cerdas di atas kertas, tetapi juga mampu beradaptasi dengan cepatnya laju teknologi dan pasar kerja yang kian dinamis. Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) adalah panggilan luhur yang terus mengingatkan kita untuk tak pernah berhenti meningkatkan kualitas. Bagaimana menjaga kurikulum agar tetap relevan dengan kebutuhan, serta bagaimana menjawab ekspektasi masyarakat, menjadi bahan refleksi yang tak pernah selesai untuk dilakukan.

Menenun Cita, Meneguhkan Citra: FAI Unikarta Mengarungi Masa Depan
Di tengah pergulatan antara capaian dan tantangan, harapan tumbuh semakin subur. FAI Unikarta di usia yang ke-31, memimpikan dirinya sebagai pusat pengembangan studi keislaman yang progresif dan inspiratif. Ada kerinduan besar di hati kami para pengelola untuk melahirkan lulusan yang tak hanya cemerlang secara akademik, tetapi juga memiliki keagungan akhlak dan semangat kebangsaan yang berkobar. Bersama Bapak Rektor Unikarta, Prof. Dr. Ir. Ince Raden, MP, kami tak henti-hentinya menyuarakan betapa pentingnya peningkatan wawasan, pengalaman, dan kemampuan lulusan kita dalam menerapkan nilai-nilai luhur pendidikan Islam di era digital yang penuh gejolak ini.

Kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sudah di depan mata, kita lihat bukan semata sebagai perubahan geografis. IKN adalah kanvas raksasa bagi peradaban baru. FAI Unikarta bertekad untuk tak hanya menjadi penonton, tetapi menjadi kontributor aktif. Kita ingin menyumbangkan gagasan-gagasan strategis, mempersiapkan putra-putri terbaik yang tidak hanya siap mengisi ruang-ruang di IKN, tetapi juga mampu mewarnainya dengan nilai-nilai Islam yang menyejukkan, yang rahmatan lil ‘alamin. Harapan besar inilah yang menjadi kompas moral dan intelektual kita.

Untuk mewujudkan mimpi besar itu, FAI Unikarta berkomitmen penuh pada perbaikan internal yang tiada henti. Memperkuat tata kelola fakultas itu ibarat membangun fondasi rumah yang kokoh. Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi para dosen adalah investasi kita pada sumber daya manusia, jantungnya sebuah institusi. Mengembangkan kurikulum yang responsif terhadap zaman adalah cara kita menjaga agar ilmu yang diajarkan tetap relevan dan membumi. Memperluas jejaring kerjasama adalah cara kita membuka diri dan merangkul dunia.

Inovasi, bagi kami, bukan lagi sekadar pilihan, tetapi sudah harus menjadi bagian dari denyut nadi, dari DNA kita. Berbagai penghargaan atas inovasi pengajaran adalah langkah awal yang membuktikan komitmen ini. Ke depan, kita akan terus berani mencoba hal-hal baru, mendorong batas-batas kemungkinan dalam metode belajar-mengajar, penelitian, dan pengabdian.

Tengah Malam, Di Jantung Peradaban Kutai Kartanegara

*) Penulis adalah Dekan Fakultas Agama Islam Periode 2016-2018/2022-2026

WISUDA UNIKARTA, KOORDINATOR KOPERTAIS UNGKAPKAN KEBANGGAANNYA

FAIUNIKARTA.AC.ID – Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) menggelar acara wisuda Pascasarjana ke-25 dan Sarjana ke-41 di Gedung Beladiri Dispora dalam kompleks Stadion Aji Imbut, Tenggarong. Acara yang dihadiri oleh ratusan tamu undangan ini menjadi momen bersejarah bagi 361 mahasiswa yang berhasil menyelesaikan studi mereka.

Dalam pidatonya, Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., selaku Koordinator Kopertais Wilayah XI Kalimantan, yang juga merupakan Guru Besar Sosiologi Agama lulusan Faculty of Religious Studies, McGill University, Kanada (tamat 2000) dan Faculty of Arts and Humanities, Utrecht University, Belanda (tamat 2006), mengungkapkan kebanggaannya terhadap perkembangan Unikarta. “Pembangunan Kampus Unikarta semakin keren, dibandingkan saat kedatangan saya pertama kali tahun 2017 yang lalu. Hal ini tentu merupakan hasil kerja keras Yayasan, Senat, Rektor beserta jajarannya, termasuk dukungan dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dan pihak perusahaan,” ujarnya.

Prof. Mujiburrahman kemudian menyampaikan hasil survei dari World Economic Forum ke lebih 50 negara yang menghasilkan laporan berjudul “Future of Jobs Report 2025-2030”. Laporan tersebut mengidentifikasi apa saja pekerjaan yang dibutuhkan di masa sekarang dan ke depan, serta apa saja pekerjaan yang kemungkinan hilang. Ia menyoroti dua dari 26 skill yang paling dibutuhkan. Pertama, “analytical thinking” atau kemampuan berpikir analitis. “Skill ini sangat dibutuhkan di dunia pekerjaan saat ini,” tambahnya. Oleh karenanya, dia mengharapkan wisudawan wisudawati untuk tidak berhenti mengembangkan diri dan belajar. Mengutip Futurolog terkenal Alvin Tofler, ia menyatakan, “The illiterate of the 21st Century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn and relearn”, yang artinya orang yang buta huruf di abad ke-21 (maksudnya saat ini) bukanlah mereka yang tidak bisa membaca dan menulis, tetapi mereka yang tidak belajar, melupakan pelajaran (yang pernah dipelajari), dan belajar lagi”. “Hal ini menyoroti pentingnya untuk terus belajar, guru yang tidak mau belajar tidak pantas untuk mengajar,” tegasnya.

Kedua, skill yang amat penting juga adalah “Flexibility and Adaptation” atau kemampuan bersikap lentur dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Menghadapi era disrupsi yang tidak dapat diprediksi, Prof. Mujiburrahman menekankan pentingnya kemampuan menyesuaikan diri. “Ini sangat dibutuhkan di dunia pekerjaan sekarang,” tegasnya. Dia mengutip Angela Duckworth, seorang Psikolog yang pernah meneliti orang yang sukses di dunia militer, yang menemukan bahwa orang yang sukses adalah siapa yang paling tabah dan sabar menghadapi segala macam ujian dan kesulitan. Oleh karena itu katanya, “Setelah wisuda, jangan menunggu nasib di rumah, tetapi bergeraklah dan lakukan apa yang bisa dilakukan.” Dia juga mengutip ungkapan berbahasa Arab “Fi al-Harakat Barakah” yaitu dalam gerak itu ada berkah. “Kalau berdiam diri itu tidak ada berkahnya. Saya berharap wisudawan dan wisudawati untuk selalu bergerak mencari solusi atas segala permasalahan hidup, terutama setelah berada dalam dunia kerja,” tambahnya.

Pada kesempatan ini, Unikarta meluluskan 9 mahasiswa program magister dan 352 program sarjana dari berbagai program studi. Rincian program sarjana adalah Teknik Pertambangan (14), Ilmu Hukum (70), Agribisnis (15), Agroteknologi (18), Pendidikan Agama Islam (43), Manajemen (107), Ilmu Administrasi Publik (33), Pendidikan Bahasa Inggris (18), dan Teknologi Pendidikan (13). Di usianya yang ke-41, Unikarta meraih sejumlah prestasi, termasuk akreditasi Baik Sekali untuk Program Studi Administrasi Publik dan penghargaan inovasi pengajaran terbaik untuk Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Program Studi Pendidikan Agam Islam (PAI) meraih penghargaan inovasi pengajaran terbaik dalam Musyawarah Nasional (Munas) Perkumpulan Program Studi Pendidikan Agama Islam Indonesia (PP-PAI) dalam Annual International Conference on Islamic Religious Education (AICIRE) di bulan April tahun 2025.

Peningkatan produktivitas akademik juga terlihat signifikan, dengan jumlah artikel internasional bereputasi meningkat dari 13 pada tahun 2023 menjadi 49 pada tahun 2025. Jurnal nasional bereputasi melonjak dari 105 artikel pada tahun 2023 menjadi 461 artikel pada tahun 2025. Selain itu, jumlah buku yang dihasilkan dosen meningkat dari 23 menjadi 101 dalam periode yang sama.

Mengakhiri pidatonya, Prof. Mujiburrahman mengucapkan terimakasih atas kerjasama yang baik antara Unikarta dan Kopertais Wilayah XI Kalimantan. Dia mengatakan turut berbangga atas perkembangan Fakultas Agama Islam yang awalnya hanya memiliki satu Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), kini telah memiliki dua Prodi dengan dibukanya Prodi Ekonomi Syariah (ES). Dia juga memberikan apresiasi atas dukungan dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Ia berharap wisudawan dapat terus berkontribusi positif di masyarakat dan dunia kerja.

Dengan semangat baru dan bekal ilmu yang didapat, diharapkan para wisudawan dapat menghadapi tantangan di masa depan dan menjadi agen perubahan yang bermanfaat bagi masyarakat. (Mbr01)

REKTOR UIN ANTASARI PAPARKAN STRATEGI ADAPTASI PTKI DI ERA DISRUPSI TEKNOLOGI DIGITAL PADA KULIAH UMUM FAI UNIKARTA

FAIUNIKARTA.AC.ID – Fakultas Agama Islam Universitas Kutai Kartanegara (FAI Unikarta) mengadakan Kuliah Umum (30/5) dengan tema “PTKI di Era Disrupsi Teknologi Digital: Tantangan dan Strategi Adaptasi” yang berlangsung di Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa FAI Unikarta.

Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan FAI Unikarta, H. Mubarak, S.Pd.I, M.Pd.I, yang mengungkapkan pentingnya adaptasi pendidikan tinggi keagamaan di tengah perkembangan teknologi digital yang pesat. “Di era disrupsi ini, kita dituntut untuk mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi demi kemajuan pendidikan,” ujarnya.

Selanjutnya, Rektor Unikarta, Prof. Dr. Ir. Ince Raden, M.P., memberikan sambutan pembuka. Dalam pidatonya, beliau menekankan bahwa teknologi digital bukanlah ancaman, melainkan peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan. “Kita harus siap menghadapi tantangan ini dan menjadikan teknologi sebagai alat untuk memperluas jangkauan dan efektivitas pembelajaran,” kata Prof. Ince.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Desman Minang Endianto, S.Hi, M.H., anggota DPRD Kutai Kartanegara dan mantan jurnalis, yang menyampaikan bahwa peran PTKI sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda di era digital. “Kita perlu menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki etika dan moral yang baik,” tegasnya.

Keynote Speech pada kuliah umum ini disampaikan oleh Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A., Rektor UIN Antasari Banjarmasin sekaligus Koordinator Kopertais Wilayah XI Kalimantan. Dalam paparannya, beliau menjelaskan berbagai tantangan yang dihadapi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di era digital, sebuah era yang ditandai dengan kemajuan teknologi yang pesat dan perubahan yang signifikan dalam cara kita berinteraksi, belajar, dan mengajar. Era digital telah membawa dampak yang luas, tidak hanya dalam bidang teknologi informasi, tetapi juga dalam pendidikan, terutama dalam konteks pendidikan tinggi keagamaan.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi PTKI adalah perubahan pola belajar dan pengajaran. Di masa lalu, proses belajar mengandalkan metode tatap muka, namun dengan adanya internet dan teknologi digital, pola ini telah berubah. Mahasiswa kini memiliki akses ke berbagai sumber belajar yang tak terbatas. Hal ini menuntut PTKI untuk beradaptasi dengan cara mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Prof. Mujiburrahman juga menekankan pentingnya pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman. Dalam konteks ini, kurikulum tidak hanya harus mencakup materi akademis yang mendalam, tetapi juga harus mengakomodasi keterampilan praktis yang diperlukan di dunia kerja. Mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami teori-teori keagamaan, tetapi juga mampu menerapkannya dalam konteks sosial yang lebih luas. PTKI diharapkan dapat berkontribusi secara aktif dalam masyarakat yang semakin kompleks.

Dengan terlaksananya kuliah umum ini, diharapkan dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi seluruh civitas akademika FAI Unikarta untuk terus berinovasi dan beradaptasi dalam menghadapi tantangan zaman. Kegiatan ini menjadi salah satu langkah penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya di bidang agama Islam. (Mbr01)