PUASA RAMADHAN MELATIH SISI KEMANUSIAAN

FAIUNIKARTA.AC.ID

Oleh: Akhmad Riadi*

Ibadah puasa yang kita lakukan pada bulan Ramadhan 1443 H ini mudah-mudahan dapat menjadi wasilah (perantara) kita meraih ampunan Allah SWT atas berbagai dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan. Sebagaimana sabda Nabi SAW, Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan ihtisab (yakni sikap introspeksi diri atas dosa dan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan), maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Bulan Ramadhan yang penuh ampunan dan magfirah sebaiknya dapat kita maksimalkan untuk meningkatan kuantitas dan kualitas nilai ibadah kita dibandingkan dengan nilai-nilai ibadah di luar bulan Ramadhan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Seluruh amal kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya. Setiap satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali lipat. Hingga Allah berfirman, ‘Kecuali puasa, karena itu adalah urusan antara Aku dan hamba-Ku. Akulah yang akan langsung membalasnya. Lantaran mereka telah benar-benar meninggalkan keinginan syahwat dan makananannya semata-mata karena Aku.” (HR. Imam Muslim).

Puasa Ramadhan yang dilaksanakan oleh umat Islam tentunya tidak hanya sekedar meninggalkan makan, minum, dan hal-hal lainnya yang secara hukum fikih dianggap membatalkan puasa. Tidak hanya itu saja. Yang paling urgen dari pelaksanaan puasa adalah menjaga hati dan anggota tubuh kita dari perangsang dan perbuatan-perbuatan tercela dan dosa.

Hati yang selalu terpaut dengan nilai-nilai ruhiyah yang akan mengantarkan manusia dalam kedamaian, ketenangan, dan kebahagian. Untuk mencapain nilai-nilai ruhiyah maka perlu ditopang oleh anggota tubuh, lisannya tidak berkata dusta, tidak mengucapkan sesuatu yang kotor ataupun tercela, tidak menebarkan fitnah ataupun hasut, tidak memutarbalikkan fakta atau meyakinkan orang lain dengan berita yang mengada-ada demi kepentingan kelompok ataupun kepentingan pribadi. Perutnya juga harus dijaga dari segala jenis makanan dan minuman yang haram dan mengisinya dengan makanan dan minuman yang baik dan halal. Ayunan gerak dan langkah kakinya berjalan ke jalan yang dirahmati dan diridhai oleh Allah SWT. Demikian pula pikirannya, harus benar-benar dijaga dari prasangka-prasangka buruk (su’udzan), baik terhadap Allah maupun terhadap sesama manusia.

Ibadah puasa pada bulan Ramadhan benar-benar melatih umat manusia yang beriman untuk menjaga diri dari aspek sisi kemanusiaan yang paling fitri dan hakiki, agar terhindar dari sifat-sifat baha’imiyah (sifat hewan ternak, seperti rakus, tamak, dan serakah dalam mengejar orientasi dan kepentingan-kepentingan duniawi), juga sifat sabu’iyah (sifat binatang buas, yakni sifat untuk selalu merasa benar dan menang sendiri, meskipun dengan cara menindas dan menzalimi orang lain), lebih-lebih sifat syaithoniyah yang senantiasa ingkar kepada Tuhannya.

Rasulullah SAW  bersabda, “Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi hasil yang diperoleh dari ibadah puasanya hanya lapar dan dahaga, dan betapa banyak orang yang terjaga di malam hari namun tidak menghasilkan apa-apa selain hanya begadang tanpa makna”. (HR. Ibnu Majah).

Sudah menjadi keharusan bagi kita untuk senantiasa menjaga hati dan segenap sikap serta perilaku kita selama bulan suci Ramadhan, agar apa yang telah difirmankan Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 182 dapat tercapai, yakni menjadi insan yang muttaqin.

Sebagai penutup, kiranya perlu kita hayati bersama salah satu nasehat yang dikemukakan oleh Jabir bin Abdillah bin ‘Amr al-Anshari as-Salami RA (wafat 74 H), salah seorang sahabat Nabi dari kalangan Anshor, yang selama hidupnya pernah meriwayatkan tak kurang dari 1.540 hadits Nabi. Beliau menyatakan, “Apabila engkau berpuasa, maka puasakan juga pendengaranmu, penglihatanmu, lisanmu, dari hal-hal yang haram. Jangan menyakiti tetangga. Jangan melukai perasaan orang lain. Jadilah orang yang lemah lembut dan tenang pada saat engkau berpuasa. Jangan jadikan saat-saat puasamu dan saat-saat kamu tidak puasa menjadi dua hal yang tidak ada bedanya.”

Kita memohon kepada Allah SWT, semoga kita diberikan kesehatan, kelapangan waktu untuk selalu menebar kebaikan, kelapangan rezeki untuk dapat berbagi, kelapangan hati untuk menerima dan memaafkan, semoga bermanfaat dalam menjalankan aktifitas pada bulan Ramadhan 1437 H dan kita berharap agar kita termasuk orang-orang yang yang bertakwa. (*Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Kutai Kartanegara)

Link : Sintesanews.id

MEMUPUK KEGEMBIRAAN DALAM MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN 1443 HIJRIAH

Kaprodi FAI Unikarta Mukmin

Oleh: Mukmin*

FAIUNIKARTA.AC.ID Hasil sidang isbat sudah diumumkan oleh pemerintah melalui Kementerian Agama RI yang jatuh hari Ahad (3/4/2022). Kaum muslim Indonesia pun menyambut gembira dan antusias atas kedatangan bulan suci Ramadan 1443 Hijriah ini.

Mengapa kita patut gembira menyambut bulan suci Ramadan? Karena di dalamnya banyak kemuliaan, berkah dan ampunan dari Allah Swt.

Sebagaimana hadis Rasulullah Saw, “Telah datang kepada kalian Ramadan bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka. Pintu-pintu neraka ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan seribu bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad).

Hadis ini mengajarkan bahwa umat Islam hendaknya bergembira dengan datangnya Ramadan.

Seseorang merasa gembira dengan berbagai alasan, misalnya karena pemberian materi, harta, pujian atau perhatian sesama manusia. Akan tetapi ada satu syarat yang harus ada bagi seorang muslim untuk bisa merasakan kegembiraan menyambut Ramadan, yaitu iman di dalam hati.

Tanpa adanya kesungguhan iman, alasan untuk bergembira menyambut Ramadan akan sulit diterima nalar. Bagaimana tidak, kurang lebih 13 jam seseorang rela menahan haus dan lapar seharian dalam keadaan lapar yang melilit dan haus yang semakin mencekik di tenggorokan selama sebulan penuh Ramadhan. Jika bukan karena dorongan iman dalam hati, maka muslim tidak mampu melewatinya.

Bukankah akan lebih menyenangkan jika saat haus dan lapar, segera kita santap sajian makan dan minum yang tersedia? Juga tidak mudah diterima oleh logika, bagaimana sepasang suami istri yang telah sah menikah, dilarang berhubungan intim di siang hari di bulan Ramadan? Itu semua tidak mungkin dilakukan tanpa iman.

Oleh karena itu, dengan kesungguhan iman seorang muslim yang berpuasa akan sangat antusias menyambut Ramadan. Jelas tergambar baginya kemurahan dari Allah Swt.

Untuk memperoleh limpahan pahala yang berlipat ratusan bahkan ribuan kali, dapat dilakukan hanya dengan amal salih yang sederhana di bulan Ramadan.

Bagi seorang muslim yang berpuasa, gambaran terbuka lebarnya pintu surga dengan segala kenikmatan di dalamnya sudah cukup menjadi alasan untuk banyak bersedekah dan beramal selama bulan Ramadan yang penuh berkah dan pahala dilipatgandakan.

Selanjutnya dengan iman pula seorang muslim yang berpuasa rela menahan haus dan lapar. Padahal sangat mudah baginya untuk bersembunyi dari pandangan manusia untuk makan dan minum sepuasnya di saat orang berpuasa.

Baginya, Allah Maha Melihat dan Mengawasi apa yang dia lakukan. Dia takut Allah murka jika ia melanggar perintah Allah dengan tidak berpuasa di siang hari bulan Ramadhan.

Sabda Rasulullah Saw, “Barangsiapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Yang dimaksud berpuasa atas dasar iman yaitu berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa. Sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah mengharap pahala dari Allah Swt. (Fathul Bari, 4: 115).

Ibnu Baththal Rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksud karena iman adalah membenarkan wajibnya puasa dan meyakini ganjaran dari Allah. Juga melaksanakan qiyam Ramadan. Sedangkan yang dimaksud ihtisaban adalah menginginkan pahala Allah dengan puasa tersebut dan senantiasa mengharap ridha-Nya.” (Syarh al-Bukhari oleh Ibn Baththal, 7: 22).

Artinya, puasa yang dilandasi iman sepenuh hati dan ikhlas itulah yang menuai balasan pengampunan dosa yang telah lalu.

Kalau seseorang mendasari puasanya karena dasar iman, mengharap pahala dan rida, maka tentu hatinya semakin tenang, lapang dan bahagia dalam melaksanakan ibadah kepada Allah Swt.

Ia pun akan bersyukur atas nikmat puasa Ramadan yang didapatinya tahun ini. Hatinya tentu tidak merasa berat dan susah ketika menjalani puasa. Sehingga ia pun terlihat berhati ceria dan berakhlak yang baik.

Segala bentuk keutamaan di bulan Ramadan inilah yang membuat para ulama salaf terdahulu sangat merindukan Ramadan, bahkan jauh hari sebelumnya. Ibnu Rajab Al-Hambali berkata, “Dahulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah Swt selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal salih di Ramadan yang lalu)”.

Sebagai muhasabah, kita harus meyakini bahwa hidup di dunia ini hanya persinggahan sementara. Boleh jadi bulan Ramadan tahun ini adalah yang terakhir bagi kita, maka mari bersama-sama kita manfaatkan Ramadan tahun ini dengan sebaik-baiknya; dengan penuh keimanan dan pengharapan kepada Allah Swt.

Semoga sisa umur kita senantiasa diberkahi dan diampuni dosa-dosa kita dan dapat berjumpa kembali di bulan Ramadan berikutnya. (*Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Kutai Kartanegara Tenggarong)

FAI UNIKARTA TANDATANGANI MoU DENGAN SINTESA NEWS, HAJI MUBARAK DORONG DOSEN DAN MAHASISWA GIAT MENULIS

FAIUNIKARTA.AC.ID – Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) Tenggarong menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Sintesa News di Kantor Sintesanews.id, Senin (28/3/2022).

Penandatanganan kerja sama penerbitan opini mahasiswa dan dosen itu dihadiri oleh Dekan FAI Unikarta, Haji Mubarak; Ketua Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Agama Islam FAI Unikarta, Mukmin; dan Direktur Utama Sintesa News, Halimatu.

Mubarak mengutarakan, kerja sama ini dibangun sebagai bagian dari pengabdian mahasiswa dan dosen kepada masyarakat Kukar.

“Harapan kita bahwa ke depan pengabdian di masyarakat itu bisa terkaver dalam bentuk opini,” ucapnya.

Ia menyebutkan, ketika menerbitkan artikel di media massa daring, pihaknya selaku pengajar bisa mendapatkan kredit tersendiri yang dapat mendukung pengembangan karier sebagai dosen di Unikarta.

Harapannya, masyarakat juga bisa memahami bahwa FAI Unikarta memiliki tenaga pengajar yang mempunyai kemampuan di bidang agama Islam dan sosial-keagamaan.

“Dan itu bisa menjadi bahan pertimbangan ketika orang mau melanjutkan pendidikan di Unikarta,” tukasnya.

Mubarak mengaku memiliki visi untuk meningkatkan literasi keagamaan di FAI Unikarta. FAI diharapkan menjadi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang unggul dengan berlandaskan sains Islam.

“Menuju ke sana tidak mungkin kita tanpa literasi yang baik, karena salah satu media kita adalah melalui tulisan,” imbuhnya.

Dia mendorong mahasiswa dan dosen FAI Unikarta untuk menulis, menyampaikan opini dan gagasan mereka, yang kemudian dipublikasi di portal sintesanews.id.

“Sehingga muncullah kebanggaan bahwa ‘wah saya mampu’. Bagi orang tua, mereka akan bilang, ‘ini luar biasa’. Mahasiswa kami diharapkan mau diarahkan untuk menjadi seorang intelek,” ungkap Mubarak.

Ia berharap program ini bisa berjalan pada Tahun Akademik 2022-2023. Mubarak juga berharap kerja sama ini bisa berjalan dengan baik.

“Mudah-mudahan kerja sama kita ini nantinya bisa langgeng, bisa berkelanjutan, sehingga menghasilkan sesuatu yang baik,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Sintesa News, Halimatu, mengapresiasi kerja sama tersebut. Pasalnya, langkah ini dapat mengembangkan literasi di Kukar.

“Apalagi sudah disampaikan Pak Haji Mubarak bahwa ke depan FAI Unikarta punya target-target yang cukup besar,” ucapnya.

Halimatu mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menerbitkan opini yang dibuat oleh mahasiswa dan dosen FAI Unikarta. “Tentunya sesuai dengan kerja sama yang disepakati bersama dalam pertemuan ini,” ujarnya. (*)

Penulis: Mursid Mubarak

Link : Sintanews.id

FAI UNIKARTA DAN BERITA ALTERNATIF TEKEN KERJA SAMA PENERBITAN OPINI MAHASISWA DAN DOSEN

CEO Berita Alternatif Ahmad Fauzi & Dekan FAI Unikarta Haji Mubarak

FAIUNIKARTA.AC.ID Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) dan Berita Alternatif menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pada Senin (28/3/2022) pagi.

Penandatanganan MoU yang memuat kerja sama penerbitan opini mahasiswa dan dosen FAI Unikarta di beritaalternatif.com tersebut diadakan di Kantor Berita Alternatif yang berlokasi di Jalan Patin, Kelurahan Timbau, Kecamatan Tenggarong.

Dalam kesempatan tersebut, hadir Dekan FAI Unikarta, Haji Mubarak; Ketua Program Studi Pendidikan Islam FAI Unikarta, Mukmin; CEO Berita Alternatif, Ahmad Fauzi; dan Pemimpin Redaksi Berita Alternatif, Ufqil Mubin.

Ketua Program Studi Pendidikan Islam FAI Unikarta, Mukmin mengatakan, kerja sama tersebut merupakan ikhtiar dari Dekan FAI Unikarta, Haji Mubarak, dalam mendorong para dosen dan mahasiswa untuk menerbitkan artikel mereka di beritaalternatif.com.

Selain itu, kerja sama ini juga merupakan bagian dari pengabdian dosen dan mahasiswa FAI Unikarta kepada masyarakat lewat opini-opini yang bermanfaat dan bernilai edukatif bagi publik.

Kata dia, FAI Unikarta ingin mendorong mahasiswa terlatih menghasilkan karya ilmiah sebelum menyelesaikan tugas akhir di kampus. “Jadi, memang latihannya di sini,” terangnya.

Kaprodi FAI Unikarta Mukmin & Dekan FAI Unikarta Haji Mubarak

Mahasiswa dan dosen FAI Unikarta, lanjut dia, akan diberikan kesempatan untuk menulis opini di kolom khusus yang diberi nama FIKRAH.

“Mudah-mudahan langkah ini bisa memompa semangat mahasiswa dan dosen untuk menulis opini di beritaalternatif.com,” harap dosen FAI Unikarta tersebut.

CEO Berita Alternatif, Ahmad Fauzi, menyambut baik kerja sama dengan FAI Unikarta tersebut. Pasalnya, langkah ini memiliki tujuan mulia, yakni membangun dan mengembangkan literasi di Kukar.

Dia menjelaskan, salah satu ukuran negara maju adalah tingkat literasi masyarakat. Bukti kemajuan literasinya dapat dilihat dari karya-karya ilmiah yang dapat menjadi referensi orang lain.

“Artinya, harus banyak referensi. Harus banyak literasi. Ini harus muncul dari kampus,” terangnya.

Ia berharap kerja sama ini dapat memperluas pengabdian intelektual mahasiswa dan dosen FAI Unikarta kepada masyarakat Kukar.

Fauzi menyebutkan, Berita Alternatif bersedia menampung dan menerbitkan artikel-artikel dari mahasiswa dan dosen FAI Unikarta.

“Insyaallah beritaalternatif.com sudah mempunyai kredibilitas yang cukup lumayan tinggi dan sudah memenuhi administrasi kenegaraan dalam kerja sama seperti ini,” jelasnya. (*)

Link: Beritaalternatif.com

MASYARAKAT RIBUT SOAL LOGO HALAL, DEKAN FAI UNIKARTA : TAK PERLU DIPERPANJANG DAN DIPERDEBATKAN

FAIUNIKARTA.AC.ID – Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) Haji Mubarak menanggapi penggantian logo halal oleh Kementerian Agama (Kemenag) yang akhir-akhir ini santer dibicarakan masyarakat.

Diketahui, Kemenag melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH)  telah menetapkan logo halal baru. Keputusan ini ditetapkan pada 10 Februari lalu.

Mubarak menyebutkan, masyarakat mempermasalahkan kejelasan bentuk logo halal baru it, sehingga dalam membaca logo baru tersebut memunculkan berbagai interpretasi yang berbeda-beda.

Ia membandingkan logo baru itu dengan logo halal lama. Menurutnya, dari sisi desain dan bentuk, logo lama sangat jelas untuk dibaca. “Itu bagus pengemasan logonya karena tertera jelas kata halalnya,” terang dia, Senin (21/3/2022).

Sejumlah pihak menyebut logo halal itu terlalu jawasentris, lantaran dianggap mirip dengan wayang. Mubarak pun meminta masyarakat tidak terjebak pada aspek politis dan sara.

Dia menerangkan, dalam kaidah penulisan Arab, hal semacam itu diperbolehkan. Agama Islam juga menganjurkan keindahan.

“Seperti dalam hadis yang berbunyi innallaaha jamiilun yuhibbul jamal. Artinya, Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan,” jelasnya.

Ia menilai pemerintah kurang membuka ruang dialog yang cukup guna mendengar pendapat masyarakat dan pemuka agama, sehingga terjadi kebingungan di kalangan masyarakat awam. “Yang kita butuhkan penjelasan tentang logo itu,” sebutnya.

Mubarak berharap agar pemerintah dapat mengantisipasi permasalahan sejak dini, termasuk dalam pencantuman kata Arab dalam logo halal tersebut, karena menyangkut kemaslahatan umat Islam. “Jangan sampai permasalahan muncul baru ada upaya untuk mengevaluasi,” katanya.

Kemudian, dia berharap agar nilai-nilai moderat dan keharmonisan dalam Islam bisa terjaga, serta forum-forum keagamaan seperti  FKUB dan MUI menjadi corong aspirasi masyarakat.

Ia menegaskan, polemik tentang logo tidak perlu diperdebatkan dan diperpanjang. Pasalnya, hal itu bukan permasalahan syariat, sehingga penyelesaiannya cukup dikomunikasikan. Dengan begitu, masalah ini tidak menggelembung menjadi problem yang kian kritis di publik. (*)

Penulis: Mursid Mubarak

Link : Sintesanews.id

49 MAHASISWA IKUTI PPL, DEKAN FAI UNIKARTA HARAP JADI SOLUSI BAGI MASYARAKAT

FAIUNIKARTA.AC.ID – Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) melaksanakan santiaji dan pelepasan 49 mahasiswa yang akan mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Unikarta, Sabtu (5/3/2022).

Acara itu dibuka oleh Rektor Unikarta, Prof. Ince Raden, didampingi oleh Dekan FAI Unikarta, Haji Mubarak; Wakil Dekan I, H. Sofian Efendi; Wakil Dekan II, Adinata Rusman Idris; dan Wakil Dekan III, Habib Zainuri.

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Selamat Said Sanib, pakar public speaker di Kalimantan Timur.
Ia diminta untuk menyampaikan materi paradigma pembelajaran HOTS abad 21, strategi mengajar dan metode ice breaking bagi mahasiswa PPL FAI Unikarta.

Ketua panitia yang juga Kaprodi FAI Unikarta, Mukmin, mengatakan bahwa PPL tersebut merupakan kewajiban akademik bagi para mahasiswa, yang dilaksanakan selama lebih dari tiga bulan. Mereka akan mengikuti PPL sejak 7 Maret hingga 6 Juni 2022.

Mukmin menambahkan, peserta PPL akan ditempatkan di 16 sekolah/madrasah tingkat SMP, SMA, MAN dan SMK sederajat di wilayah Kukar. Ada pula yang ditempatkan di sekolah SMP Islam Bunga Bangsa Samarinda.

Sementara itu, dalam sambutannya, Dekan FAI Unikarta, Haji Mubarak, meminta agar mahasiswa yang menjalani PPL dapat menstimulasi muatan pelajaran secara berkelompok dalam penyampaian materi dengan persepsi yang sama dari nilai-nilai karakter pengembangan ajaran Islam.

Menurut dua, sejumlah pihak masih sering membanggakan kajian-kajian pendidikan dari Barat.

“Padahal sebagai mahasiswa pendidikan Islam seharusnya mampu melahirkan pedagogik Islam,” imbuhnya.

Mubarak pun menyampaikan harapannya agar mahasiswa memiliki jiwa social-prenuer, kemampuan komunikasi yang baik dan terus mengembangkan kapasitas diri.

“Memiliki ide, gagasan dan menjadi solusi di tengah masyarakat,” pesannya. (*)

Penulis : Haji  Mubarak

Link : Sintesanews.id

PULUHAN MAHASISWA FAI UNIKARTA IKUTI PPL DI KUKAR DAN SAMARINDA

FAIUNIKARTA.AC.ID-Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) melaksanakan santiaji dan pelepasan 49 mahasiswa yang akan mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Unikarta, Sabtu (5/3/2022).

Acara itu dibuka oleh Rektor Unikarta, Prof. Ince Raden, didampingi oleh Dekan FAI Unikarta, Haji Mubarak; Wakil Dekan I, H. Sofian Efendi; Wakil Dekan II, Adinata Rusman Idris; dan Wakil Dekan III, Habib Zainuri.

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Selamat Said Sanib, pakar public speaker di Kalimantan Timur.
Ia diminta untuk menyampaikan materi paradigma pembelajaran HOTS abad 21, strategi mengajar dan metode ice breaking bagi mahasiswa PPL FAI Unikarta.

Ketua panitia yang juga Kaprodi FAI Unikarta, Mukmin, mengatakan bahwa PPL tersebut merupakan kewajiban akademik bagi para mahasiswa, yang dilaksanakan selama lebih dari tiga bulan. Mereka akan mengikuti PPL sejak 7 Maret hingga 6 Juni 2022.

Mukmin menambahkan, peserta PPL akan ditempatkan di 16 sekolah/madrasah tingkat SMP, SMA, MAN dan SMK sederajat di wilayah Kukar. Ada pula yang ditempatkan di sekolah SMP Islam Bunga Bangsa Samarinda.

Sementara itu, dalam sambutannya, Dekan FAI Unikarta, Haji Mubarak, meminta agar mahasiswa yang menjalani PPL dapat menstimulasi muatan pelajaran secara berkelompok dalam penyampaian materi dengan persepsi yang sama dari nilai-nilai karakter pengembangan ajaran Islam.

Menurut dua, sejumlah pihak masih sering membanggakan kajian-kajian pendidikan dari Barat.

“Padahal sebagai mahasiswa pendidikan Islam seharusnya mampu melahirkan pedagogik Islam,” imbuhnya.

Mubarak pun menyampaikan harapannya agar mahasiswa memiliki jiwa social-prenuer, kemampuan komunikasi yang baik dan terus mengembangkan kapasitas diri.

“Memiliki ide, gagasan dan menjadi solusi di tengah masyarakat,” pesannya. (*)

Link : Beritaalternatif.com

TERPILIH SEBAGAI DEKAN FAI UNIKARTA, HAJI MUBARAK USUNG SEMBILAN PROGRAM UNGGULAN

FAIUNIKARTA.AC.ID – Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Kutai Kartanegara (Kukar) menetapkan Haji Mubarak sebagai Dekan periode 2022-2026 lewat Rapat Senat FAI Unikarta pada Senin (28/2/2022).

Terpilih sebagai calon tunggal, Mubarak pun resmi menjabat sebagai Dekan FAI Unikarta berdasarkan SK Rektor Unikarta No: 023/R/SK/III/2022 setelah melalui semua tahapan pemilihan Dekan FAI Unikarta.

Dipercaya sebagai pemimpin Fakultas Agama Islam, Mubarak mengusung visi perguruan tinggi keagamaan Islam yang unggul berlandaskan sains Islam, bertata kelola baik dan mampu menghasilkan lulusan yang berjiwa sociopreneur.

Guna mewujudkan visi tersebut, Mubarak menjabarkan visinya menjadi tiga misi, yaitu mewujudkan kegiatan tri dharma perguruan tinggi yang bermutu berlandaskan sains Islam; mewujudkan tata kelola yang berkualitas; dan menghasilkan lulusan yang berjiwa sociopreneur.

Dia juga memaparkan program yang dicanangkannya selama memimpin FAI empat tahun akademik ke depan, di antaranya: pertama, peninjauan kurikulum Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI).

Kedua, menyiapkan bahan kajian dan rancangan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk Prodi PAI serta pelaksanaannya.

Ketiga, menyiapkan bahan kajian dan proposal program studi baru sesuai minat masyarakat, serta penerimaan mahasiswa.

Keempat, menata kembali sistem informasi, sistem keuangan, dan tata kelola fakultas.

Kelima, menata kembali terbitan Jurnal Azkiya dan meningkatkan kinerja publikasi pada jurnal nasional terakreditasi maupun internasional bereputasi.

Keenam, kerja sama penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kerja sama kegiatan lainnya dengan pihak ketiga (pemerintah/swasta).

Ketujuh, bahan kajian, desain kegiatan, dan surat keputusan penyelenggaraan program pesantren kampus.

Kedelapan, bahan kajian, desain kegiatan, dan surat keputusan penyelenggaraan program kurikuler.

Kesembilan, bahan kajian, desain kegiatan, dan surat keputusan penyelenggaraan pelatihan dan pembinaan kewirausahaan pendidikan. (*)

Penulis: Mursid Mubarak

Link : Sintesanews.id

PIMPIN FAI UNIKARTA, HAJI MUBARAK INGIN HASILKAN LULUSAN BERJIWA SOCIOPRENEUR

Dekan FAI Unikarta Haji Mubarak

FAIUNIKARTA.AC.ID  Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Kutai Kartanegara (Kukar) menetapkan Haji Mubarak sebagai Dekan periode 2022-2026 lewat Rapat Senat FAI Unikarta pada Senin (28/2/2022).

Terpilih sebagai calon tunggal, Mubarak pun resmi menjabat sebagai Dekan FAI Unikarta berdasarkan SK Rektor Unikarta No: 023/R/SK/III/2022 setelah melalui semua tahapan pemilihan Dekan FAI Unikarta.

Dipercaya sebagai pemimpin Fakultas Agama Islam, Mubarak mengusung visi perguruan tinggi keagamaan Islam yang unggul berlandaskan sains Islam, bertata kelola baik dan mampu menghasilkan lulusan yang berjiwa sociopreneur.

Guna mewujudkan visi tersebut, Mubarak menjabarkan visinya menjadi tiga misi, yaitu mewujudkan kegiatan tri dharma perguruan tinggi yang bermutu berlandaskan sains Islam; mewujudkan tata kelola yang berkualitas; dan menghasilkan lulusan yang berjiwa sociopreneur.

Dia juga memaparkan program yang dicanangkannya selama memimpin FAI empat tahun akademik ke depan, di antaranya: pertama, peninjauan kurikulum Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI).

Kedua, menyiapkan bahan kajian dan rancangan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk Prodi PAI serta pelaksanaannya.

Ketiga, menyiapkan bahan kajian dan proposal program studi baru sesuai minat masyarakat, serta penerimaan mahasiswa.

Keempat, menata kembali sistem informasi, sistem keuangan, dan tata kelola fakultas.

Kelima, menata kembali terbitan Jurnal Azkiya dan meningkatkan kinerja publikasi pada jurnal nasional terakreditasi maupun internasional bereputasi.

Keenam, kerja sama penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kerja sama kegiatan lainnya dengan pihak ketiga (pemerintah/swasta).

Ketujuh, bahan kajian, desain kegiatan, dan surat keputusan penyelenggaraan program pesantren kampus.

Kedelapan, bahan kajian, desain kegiatan, dan surat keputusan penyelenggaraan program kurikuler.

Kesembilan, bahan kajian, desain kegiatan, dan surat keputusan penyelenggaraan pelatihan dan pembinaan kewirausahaan pendidikan. (*)

Link: Beritaalternatif.com

TARGET PROF. INCE RADEN: UNIKARTA PUNYA LIMA DOKTOR DAN DUA PROFESOR BARU

FAIUNIKARTA.AC.IDPada 17 Januari 2022, Prof. Ince Raden secara resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) periode 2021-2025. Ia menggantikan pendahulunya, Erwinsyah, yang telah memimpin kampus di yang terletak di Kota Tenggarong tersebut selama empat tahun sebelumnya.

Penunjukannya sebagai orang nomor satu di Kampus Ungu membawa harapan baru terhadap perubahan dan pengembangan universitas yang berdiri pada tahun 1984 tersebut. Pasalnya, guru besar di bidang pertanian itu memiliki pengalaman yang nyaris sempurna di bidang akademik maupun praktis—dari tingkat lokal hingga nasional.

Pada Sabtu (18/6/2022) pagi, beritaalternatif.com mewawancarai guru besar yang juga peneliti yang sudah bertahun-tahun aktif di Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kukar tersebut.

Dalam artikel ini, Prof. Ince menjelaskan visi dan misinya secara umum. Kemudian, target-target yang hendak dicapainya untuk memajukan Unikarta selama satu periode ke depan.

Apa visi besar Anda sebagai Rektor Unikarta?

Kalau visi kan kita ingin mewujudkan kampus itu menjadi kampus yang unggul dalam tri dharma, yaitu di bidang pendidikan, penelitian maupun pengabdian masyarakat.

Kemudian juga membangun karakter kewirausahaan buat mahasiswa maupun teman-teman civitas akademica. Selain tri dharma itu, juga tata kelola good university governance itu bagian yang tidak terpisahkan. Itu arahnya.

Kemudian, di masa saya ini ada tiga pilar yang saya kuatkan dan kembangkan. Pertama tadi proses akademik; kedua, jejaring (networking); ketiga, mencoba untuk membuka pengembangan kewirausahaan ini agar bisa diwujudkan. Itu yang menjadi pilar di periode saya.

Selama Anda memimpin, Unikarta akan menjadi sekelas kampus mana?

Pelantikan Prof. Ince Raden sebagai Rektor Unikarta

Saat ini, Unikarta itu persaingannya sudah nasional. Jadi, di akreditasi perguruan tinggi itu kan sekarang akreditasi Baik, Sangat Baik, dan Unggul. Swasta dan negeri kan tidak dibatasi lagi. Bisa dilihat dari akreditasi dia di posisi mana.

Unikarta itu posisi akreditasinya Sangat Baik. Unggul kan berarti kampus itu sudah bersaing secara internasional. Kalau Baik Sekali, kampus itu sudah bersaing secara nasional. Kalau Baik, kampus itu sudah bersaing di tingkat lokal dan regional.

Artinya, harapan kita di masa yang akan datang kita akan meningkatkan skor Baik Sekali itu. Karena skor Baik Sekali ini kan tinggal satu langkah ke Unggul. Tapi kan untuk sampai ke Unggul kita harus punya riset yang berbasis internasional, buku yang kita terbitkan berbasis internasional, kualitas mahasiswa sudah berbasis internasional, kemudian mahasiswa internasional yang kuliah di kampus kita juga harus banyak gitu. Untuk sampai ke situ, itu tidak mudah.

Tetapi bisa?

Ya, bisa. Tapi kita harus membangun roadmap untuk menuju ke situ. Harus ada peta jalan untuk kita bisa sampai ke situ. Makanya lewat tiga pilar tadi, arahnya saya ke situ.

Orang kuliah ini kan trust dulu. Kepercayaan dia tentang berbagai hal. Sekarang orang-orang sudah cerdas. Apa yang dia peroleh setelah dia masuk di situ. Keluarnya dia bisa jadi apa. Kalau rata-rata orang tua ingin anaknya masuk di Unikarta kemudian keluar bisa langsung kerja, kita harus punya kegiatan keterampilan, banyak kegiatan bahasa, dan banyak kegiatan untuk meningkatkan kemampuan. Hal-hal begitu yang perlu mereka pelajari.

Ini bicara ekstrakurikuler. Karena kalau kita masukkan di kurikulum, itu berat. Kita otak-atik kurikulum kan berat. Misalnya saya masuk ke situ (Unikarta), selain saya sarjana teknik pertambangan, juga punya kemampuan komputer, apakah di bidang office ataupun analisis. Atau bisa juga orang itu servis HP. Sebenarnya kan bisa saja kita buat. Jadi, dia punya keterampilan-keterampilan lain.

Misalnya saya kuliah di Fakultas Pertambangan Unikarta. Ternyata bisa ngaji menggunakan metode tilawah. Saya fasih. Oh, itu luar biasa. Mohon maaf, tadinya dia enggak bisa ngaji sama sekali, tetapi begitu dia masuk di kampus Unikarta, dia keluar dari Unikarta, itu luar biasa. Saya yakin bisa saja orang tua kuliahkan anaknya karena alasan itu.

Saya selalu ngomong ke kawan-kawan, “Ayo ciptakan momen seperti itu”. Dan itu bisa saja mengantarkan koin. Kalau enggak salah, ada puluhan mahasiswa itu yang ngajarkan ngaji di Fakultas Pertanian, Fakultas Hukum, dan lain-lain.

Jadi, suasana Mushala Al-Hijrah Unikarta itu, auranya muncul. Sebenarnya yang kayak gitu yang mau saya dorong sehingga kalau masuk Unikarta ada keterampilannya. Kira-kira seperti itu.

Apakah dengan ketersediaan SDM saat ini, Unikarta mampu merealisasikan visi dan misi yang Anda usung?

Kalau dari dosen kan sekarang ini kita punya 120 dosen tetap. Kemudian, guru besar kita ada tiga. Itu terbanyak di Kalimantan. Guru besar perguruan tinggi swasta di Wilayah XI Kalimantan, yang paling banyak itu di Unikarta. Itu Kalimantan. Bukan Kalimantan Timur. Dibandingkan kampus-kampus swasta lain di Kalimantan, guru besar kita paling banyak. Itu bisa kita buktikan.

Lektor kepala kita lumayan. Kurang lebih 30-an. Kemudian, lektor. PR saya itu masih ada 12 atau 13 orang yang belum punya pangkat akademik. Ini juga harus saya dorong supaya mereka punya SIM. Mudah-mudahan itu terlaksana.

Kemudian di bidang riset. Saya sering bilang ke teman-teman LPPM, ayo kita buat pelatihan-pelatihan. Selain pelatihan tingkat nasional, kita bisa buat pelatihan cara penulisan buku.

Alhamdulillah kita sudah ada lembaga LPPM Unikarta Press. Buku saya ada dua yang diterbitkan di situ. Kemudian teman-teman yang lain juga ada terbitkan buku di lembaga penerbitan itu.

Jadi, dari segi SDM, saya lihat memang kita perlu untuk melatih mereka agar bisa lebih terampil. Pegawai-pegawai kita juga harus diberikan pelatihan. Karena kan enggak mungkin saya keluarkan semua mereka dari situ. Yang ada itu harus betul-betul ditingkatkan potensinya. Baik dalam pembuatan surat maupun keterampilan lain.

Kalau sekarang Anda jalan-jalan ke kampus Unikarta, ada tamu kita, terima di bawah dulu, kemudian diantar ke atas. Itu sudah kita atur tata kelolanya.

Administrasi juga kita kelola. Kalau dulu kan tugasnya apa. Belum begitu jelas. Sekarang kita sudah punya SIKAP. Kalau dia masuk jam delapan pagi, dia absen dulu. Kemudian dia laporkan dia kerja apa hari ini. Kita sudah ada aplikasi seperti itu. Saya sebagai atasan bisa saya lihat apa yang dikerjakan WR I dan lain-lain.

Itu baru kita terapkan satu bulan ini. Itu juga ada kaitannya dengan pembayaran insentif uang makan yang sebelumnya kita naikkan 100%. Tapi, dia harus sesuaikan dengan kinerjanya.

Mengubah begitu kan tidak mudah. Tapi, harus kita lakukan. Menurut saya, kita perlu mengajak teman-teman untuk memberikan kontribusi untuk Unikarta.

Khusus untuk melatih keterampilan, saya kan bisa saja menggunakan teman-teman dari luar. Misalnya belajar tentang podcast. Saya bisa saja undang orang-orang yang berasal dari beritaalternatif.com untuk memberikan kemampuan-kemampuan praktis. Saya kira itu bagian dari sumber daya yang kita butuhkan.

Makanya, saya katakan, networking itu dibangun sesuai dengan apa yang mau kita capai selama empat tahun di periode saya. Tiga pilar itu saya hubungkan. Itu satu-kesatuan yang utuh. Itu kan memang yang mau kita bangun.

Di akhir kepemimpinan Anda nanti, berapa profesor dan doktor yang akan dihasilkan Unikarta?

Kampus Unikarta yang terletak di Kota Tenggarong

Ini pertanyaan yang sifatnya kuantitatif. Pertama, yang pasti ada penambahan. Yang sudah bisa saya prediksi, ada tambahan sekitar lima doktor. Dan saya berharap ada dua profesor tambahan. Itu minimal.

Pasti itu bisa mendukung peningkatan kualitas Unikarta. Standar untuk dapat status profesor kan sudah diturunkan lagi. Standarnya diturunkan. Kalau dulu, jangankan kita di swasta, di negeri saja susah banget.

Saya misalnya. Keluar SK profesor saya tahun 2019. Di angkatan berikutnya hanya ada dua. Dari 2019 sampai 2022, hanya ada dua orang. Itu se-Kalimantan. Baru ada tiga tambahan profesor selama tiga tahun terakhir. Padahal di Kalimantan ada 200 lebih perguruan tinggi swasta.

Makanya saya dorong Pak Sabran. Kemudian Pak Made dan Pak Sujiman. Dulu saya berharap almarhum Pak Dr. Thamrin. Beliau sudah siap-siap. Beliau sudah lektor kepala. Satu langkah lagi jadi profesor. Makanya beberapa orang yang potensial jadi profesor ini kita dorong terus ikut pelatihan, termasuk acara besok di Hotel Mercure.

Yang seperti ini kan saya berikan ruang kepada teman-teman. Saya sampaikan, “Ayo semangat”. Supaya nanti kita bisa berikan kontribusi yang lebih baik untuk Unikarta. Sebenarnya itu yang mau saya lakukan. Atmosfir itu yang mau kita ciptakan supaya mereka juga bisa memperlihatkan semangat. Intinya itu.

Jadi, kalau disebut kuantitatif, doktor itu bisa lima di masa saya. Yang saya pikirkan sekarang, apa yang bisa saya perbuat untuk Unikarta. (*)

Link : Beritaalternatif.com