MAKASEH BUSU EDI: JEJAK KONTRIBUSI EDI DAMANSYAH UNTUK UNIKARTA
Oleh: H. Mubarak, S.Pd.I, M.Pd.I*
Acara serah terima memori jabatan yang bertajuk “Makaseh Busu Edi dan Emek untuk Masyarakat Kutai Kartanegara” pada 30 Juni 2025 di Halaman Masjid Agung Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Tenggarong menjadi penanda berakhirnya masa bakti Edi Damansyah sebagai Bupati Kutai Kartanegara (Kukar). Momen ini tidak hanya menjadi ajang perpisahan, tetapi juga refleksi atas warisan kepemimpinan dan kontribusi yang telah ia berikan. Salah satu jejak paling signifikan dari pengabdian Edi Damansyah adalah perhatian dan dukungannya yang tak henti-hentinya terhadap almamaternya, Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta).
Rektor Unikarta Prof. Dr. Ir. Ince Raden, M.P. juga berkesempatan hadir dan memberikan bingkisan kenang-kenangan kepada Edi Damansyah. Masih terekam jelas dalam memorinya, ketika mata Edi Damansyah berkaca-kaca dan suaranya bergetar ketika mengatakan: “Tadi pagi, Subuh Saya meneteskan air mata karena masjid ini penuh dengan jamaahnya. … tapi tugas-tugas sosial kemasyarakatan itu tetap berlanjut dan tidak akan pernah berakhir. Saya terus bersama dengan para sahabat, Saya terus bersama dengan warga masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara.”.
Tulisan singkat ini mengulas figuritas, perjalanan karir, dan jejak kontribusi nyata Edi Damansyah, khususnya bagi kemajuan Unikarta.
Figuritas Edi Damansyah
Lahir di Desa Ngayau pada 2 Maret 1965, Edi Damansyah adalah putra daerah yang meniti pendidikannya dari tingkat dasar di kampung halaman hingga meraih gelar Sarjana dari Universitas Kutai Kartanegara pada tahun 1993. Kedekatannya dengan denyut nadi kehidupan masyarakat pedalaman, yang ditempa sejak kecil di tepi Sungai Kedang Rantau, membentuk karakternya sebagai pemimpin yang merakyat. Pendidikannya yang berlanjut hingga jenjang Magister di Universitas Mulawarman (lulus 2006) melengkapi pemahamannya yang mendalam tentang tantangan dan potensi daerah. Statusnya sebagai alumnus Unikarta menjadi fondasi kuat dari komitmen dan kepeduliannya yang mendalam terhadap kemajuan universitas berjuluk ‘Kampus Ungu’ tersebut.
Karir di Pemerintahan Daerah
Edi Damansyah memulai karirnya dari kalangan birokrat sebelum akhirnya terjun ke dunia politik. Ia menjabat sebagai Wakil Bupati Kutai Kartanegara mendampingi Rita Widyasari untuk periode 2016–2021. Pada 10 Oktober 2017, ia ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Bupati, sebuah posisi yang kemudian mengantarkannya menjadi Bupati definitif pada 14 Februari 2019. Ia kembali menjabat sebagai Bupati untuk periode 2021–2025.
Selama kepemimpinannya, Edi Damansyah mengusung visi misi “Kukar Idaman” (Inovatif, Berdaya Saing, dan Mandiri). Visi ini diterjemahkan ke dalam berbagai program pembangunan yang menyentuh sektor sosial, budaya, dan keagamaan, seperti Kutai Kartanegara Kaya Festival (K3F) dan penguatan Gerakan Etam Mengaji (Gema) menjadi Peraturan Daerah.
Perjalanan karirnya sebagai kepala daerah berakhir setelah putusan Mahkamah Konstitusi pada 24 Februari 2025 yang mendiskualifikasinya sebagai Calon Bupati pada Pilkada 2024. MK berpendapat bahwa masa jabatannya sebagai Plt. Bupati yang lebih dari setengah periode harus dihitung sebagai satu masa jabatan penuh, sehingga ia tidak memenuhi syarat untuk pencalonan kembali. Meski demikian, kepemimpinannya diakui telah meletakkan fondasi pembangunan yang kuat, yang bahkan oleh penggantinya, Aulia Rahman Basri, disebut sebagai “software” dari pembangunan Kukar yang akan terus dilanjutkan.
Jejak Kontribusi untuk Unikarta
Sebagai Ketua Ikatan Alumni (IKA) Unikarta, kontribusi Edi Damansyah terhadap almamaternya jauh melampaui sekadar ikatan emosional. Ia secara aktif memanfaatkan posisinya di pemerintahan untuk membangun kolaborasi strategis antara pemerintah daerah, dunia usaha, dan universitas guna mendorong kemajuan Unikarta. Jejak kontribusinya terekam jelas dalam beberapa inisiatif kunci:
Pembangunan Infrastruktur Kampus
Edi Damansyah memainkan peran sentral dalam pembangunan Masjid Al-Hijrah di kompleks Unikarta yang diresmikan pada Desember 2023. Ia berhasil menggalang kolaborasi program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) dari berbagai perusahaan besar seperti PT MHU, PT Kutai Energi, dan lainnya. Selain itu, ia juga menyaksikan penandatanganan kerjasama antara VICO Indonesia dengan Unikarta pada tahun 2016 untuk renovasi dan pengadaan perlengkapan ruang kuliah.
Fasilitasi Beasiswa dan Peningkatan SDM
Salah satu warisan terbesarnya adalah upayanya dalam memfasilitasi dukungan pendanaan pendidikan. Pada Oktober 2022, ia menyaksikan penyerahan bantuan beasiswa senilai Rp 16,6 miliar dari Bayan Resources untuk mahasiswa Unikarta. Ia secara konsisten mendorong agar program CSR perusahaan dialokasikan untuk pendidikan, sejalan dengan program Pemkab “Kukar Siap Kerja” yang bertujuan menyiapkan SDM yang kompeten dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Membangun Pola Kolaborasi
Dalam setiap kesempatan, Edi Damansyah menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi. Ia berprinsip bahwa pemerintah tidak bisa membangun daerah sendirian. Keyakinan ini ia wujudkan dengan aktif menjembatani Unikarta dengan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kukar. Pola kolaborasi ini terbukti efektif dalam menghadirkan dukungan nyata bagi peningkatan fasilitas dan kualitas pendidikan di Unikarta.
Simpulan
Edi Damansyah adalah figur pemimpin yang lahir dari rahim rakyat dan tidak pernah melupakan almamater yang turut membentuknya. Meskipun karir politiknya di pemerintahan daerah harus berakhir karena ketetapan hukum, jejak kontribusinya untuk Universitas Kutai Kartanegara akan terus dikenang. Melalui perannya sebagai birokrat, kepala daerah, dan ketua alumni, ia telah menunjukkan bagaimana posisi strategis dapat dimanfaatkan untuk membangun kemitraan yang produktif demi kemajuan pendidikan.
Pembangunan masjid, fasilitasi renovasi ruang kuliah, hingga penggalangan dana beasiswa miliaran rupiah adalah bukti nyata dari komitmennya. Warisan Edi Damansyah untuk Unikarta bukanlah sekadar bantuan fisik, melainkan peletakan fondasi budaya kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan industri. Ungkapan “Makaseh Busu Edi” bukanlah salam perpisahan, tetapi sebuah pengakuan tulus atas dedikasi dan kontribusi seorang pemimpin untuk masa depan sumber daya manusia di Kutai Kartanegara melalui penguatan almamater tercintanya.
*) Dekan FAI Unikarta. Catatan: Tulisan ini tidak mewakili aspirasi politik atau kepentingan apapun. Hanya sekedar ucapan terimakasih terdalam untuk seorang senior dan sahabat yang bijaksana.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!