ANCIESE FAI Unikarta Diharapkan Mendorong Pendidikan Islam di Kukar Menghasilkan SDM Unggul

Tenggarong – Asisten II bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten (Setda Kab) Kutai Kartanegara (Kukar) Ahyani Fadianur Diani menghadiri The Ist Annual Conference on Islamic Education and Sharia Economy (ANCIESE) 2025 Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta), Selasa (18/11) di Pendopo Wakil Bupati Kukar.

Hadir pada acara itu Unsur Forkopimda Kukar, Anggota DPRD Kukar, Organisasi Perangkat Daerah, Kemenag Kukar, Satgas BPJPH Kaltim, Perwakilan BI Kaltim,Keynote Speaker Prof. Dr. Eva Latipah, S.Ag., S.Psi., M.Si. (Ketua Umum PPPAII / Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), Plenary Speaker Prof. Dr. Muhammad Nasir, M.Ag. (Pakar Kurikulum PAI / Guru Besar UIN Sultan AM. Idris Samarinda), Plenary Speaker Prof. Dr. Hj. Darmawati, M.Hum. (Pakar Ekonomi Syariah / Guru Besar UIN Sultan AM. Idris Samarinda), Rektor Unikarta Prof. Dr. Ir. Ince Raden, M.P beserta jajaran Rektorat, para Dekan, DMI Kukar, Kepala Sekolah Mitra FAI Unikarta, Perbankan dan organisasi mahasiswa serta undangan lainnya.

Pada acara itu juga dilakukan pengukuhan Lembaga Pendamping Proses Produk Halal Unikarta, dan Ikatan Keluarga Alumni FAI Unikarta oleh Rektor Unikarta Prof Ince Raden disaksikan Asisten II Ahyani fadianur.

Ahyani menyampaikan sambutan Bupati dr Aulia Rahman Basri mengatakan Pemkab Kukar menyambut gembira kegiatan ini dan memberikan apresiasi kepada Unikarta, khususnya FAI yang telah sukses menginisiasi konferensi ilmiah ini.

Menurutnya, ANCIESE 2025 hadir untuk mewadahi pembahasan isu-isu aktual seputar Pendidikan Islam dan Ekonomi Syariah melalui paradigma pengetahuan yang integratif dan interdisipliner. Konferensi ini, diyakini akan menjadi forum strategis untuk mendorong sintesis antara ilmu-ilmu keislaman dengan ilmu-ilmu modern. Dengan mempertemukan para akademisi, peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan, Saya sepakat bahwa forum ANCIESE ini berfungsi sebagai sarana curah gagasan, serta ide-ide yang solusional untuk menghasilkan temuan ilmiah yang aplikatif.

Di tengah era yang sarat dengan tantangan multidimensi, mulai dari disrupsi teknologi, pasar kerja yang dinamis, hingga tuntutan pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals), tema “Transforming the Paradigm of Islamic Education and Sharia Economy Towards 21st Century Global Competitiveness” hadir sebagai sebuah respons yang sangat relevan dan tepat waktu.

Maka betapa mendesaknya transformasi pada dua pilar utama. Pertama, Pendidikan Islam yang dituntut untuk melakukan reorientasi kurikulum; tujuannya tidak lagi sekadar membentuk insan berakhlak, tetapi juga melahirkan SDM unggul yang adaptif, melek digital, dan siap berkontribusi. Kedua, Ekonomi Syariah harus dipercepat implementasinya. Sistem ini perlu didorong sebagai solusi alternatif yang menawarkan keadilan, etika, dan resiliensi dalam menghadapi ketidakpastian finansial global.
Bagi Kukar sebagai kabupaten yang memegang posisi strategis menjadi mitra strategis Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, pembaruan pada kedua sektor ini bukanlah pilihan, melainkan sebuah keniscayaan. Hanya melalui transformasi inilah visi pembangunan daerah yang sejahtera dan berkeadilan dapat diwujudkan.

Ia menaruh harapan besar pada konferensi ini, diharakan menghasilkan rekomendasi strategis dan inovatif yang dapat diimplementasikan untuk memastikan bahwa Pendidikan Islam di Kukar mampu menghasilkan SDM unggul, dan Ekonomi Syariah dapat menjadi pilar yang bersifat tangguh, adil, dan berkontribusi nyata pada kesejahteraan global dan lokal.

“Saya turut mendoakan semoga forum intelektual ini berjalan lancar, produktif, dan mampu melahirkan jaringan kolaborasi riset baru serta kontribusi pemikiran yang bermanfaat bagi umat dan bangsa,” demikian ujrnya. (prokom04)

Sumber : Kukar PAPER

FAI Unikarta Dorong Pembaruan Kurikulum serta Integrasi Keilmuan Lewat Konferensi Pendidikan Islam dan Ekonomi Syariah

 Fakultas Agama Islam Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) mendorong lahirnya rekomendasi strategis dari penyelenggaraan The First Annual Conference on Islamic Education and Sharia Economy yang digelar pada Selasa (18/11/2025).

Konferensi akademik perdana ini diharapkan memberi dampak nyata bagi reformasi kurikulum, penguatan kajian keilmuan, hingga pengembangan ekonomi syariah yang lebih aplikatif di tingkat masyarakat.

Hal itu disampaikan Dekan Fakultas Agama Islam Unikarta, Dr. H. Mubarak, dalam wawancara dengan media ini pada Rabu (19/11/2025).

Dia menekankan bahwa keluaran kegiatan ini tidak hanya bersifat teoretis, tetapi juga harus menghasilkan kebermanfaatan langsung bagi daerah dan masyarakat.

“Kontribusi keilmuan ini sejalan dengan harapan kita untuk membawa dampak positif, baik pada bidang pendidikan Islam maupun ekonomi syariah. Kita ingin ada jembatan yang memungkinkan ilmu yang berkembang di kampus ini bisa dikontribusikan langsung kepada masyarakat,” jelasnya.

Dr. H. Mubarak menyebut bahwa perkembangan teknologi digital harus menjadi arus utama perubahan dalam pendidikan Islam.

“Di era digital ini, sarana edukasi harus menyesuaikan. Termasuk penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran di pendidikan Islam,” ungkapnya.

Sementara di sektor ekonomi syariah, ia menegaskan perlunya kolaborasi dengan lembaga-lembaga pengembangan keuangan dan bisnis syariah.

“Kita ingin ada koneksi yang kuat antara kampus dengan pengembangan syariah. Harapannya ada benang merah yang bisa dikembangkan ke arah penguatan ekonomi syariah di masyarakat,” tambahnya.

Dr. H. Mubarak menyoroti pentingnya mengintegrasikan ilmu-ilmu keislaman dengan ilmu modern.

“Ilmu keislaman tidak boleh dianggap jenuh. Ilmu modern harus bisa berkontribusi dan bersatu dengan ilmu keislaman,” tegasnya.

Dia menjelaskan bahwa pasca konferensi, fakultas akan mendorong beberapa langkah strategis:

Pertama, di bidang pendidikan Islam: Reorientasi kurikulum berbasis local wisdom dan modernisasi metode ajar, penguatan materi belajar dan berkurang serta budaya Islam Kutai sebagai muatan lokal, serta tahun 2026, FAI akan mengajukan kurikulum baru untuk Prodi PAI sebagai bagian dari pembaharuan akademik.

“Kita ingin menunjukkan bahwa Pendidikan Agama Islam tidak hanya untuk kalangan muslim, tapi nilai-nilainya universal dan dapat diterapkan lebih luas,” jelasnya.

Kedua, di bidang Ekonomi Syariah: Pembentukan kemitraan strategis dengan instansi pemerintah, khususnya LPP3 dan lembaga penjaminan halal; dorongan implementasi standar halal dalam penyembelihan dan produk pangan, serta sosialisasi dan penguatan Prodi Ekonomi Syariah kepada publik karena masih baru berkembang.

Dr. H. Mubarak menyatakan bahwa perkembangan pendidikan agama Islam (PAI) dan ekonomi syariah di era digital menghadapi tantangan signifikan.

Namun, menurutnya, justru Islam menawarkan solusi substantif jika mampu dikembangkan secara adaptif, integratif, dan berbasis kolaborasi lintas sektor.

Menurut dia, terdapat perbedaan mendasar antara penerapan mata pelajaran PAI di sekolah umum dengan madrasah.

“Kalau di sekolah umum, PAI hanya satu mata pelajaran dan tidak boleh dibagi-bagi. Di madrasah, variannya lebih banyak sehingga pendalaman lebih luas dan fleksibel,” jelasnya.

Karena itu, menurut Dr. H. Mubarak, PAI perlu didorong agar tetap memiliki kekhasan di sekolah umum meskipun materi terbatas, sekaligus terus dikembangkan secara mendalam di madrasah. Integrasi digital juga menjadi elemen penting dalam pengajaran modern.

Dalam bidang ekonomi syariah, tantangan utama adalah kurangnya keterlibatan akademisi dalam praktik keuangan syariah.

“Bank-bank syariah lebih banyak dipahami dan dijalankan oleh praktisi perbankan. Akademisi belum banyak terlibat dalam pengembangan teknisnya,” katanya.

Ia menilai perlu jembatan kolaboratif antara akademisi, perbankan syariah, lembaga keuangan non-bank, dan lembaga zakat, termasuk pegadaian syariah.

“Ada lembaga seperti pegadaian syariah, BAZNAS, dan lainnya. Nilai-nilai Islam semestinya bisa menjangkau kebutuhan teknis masyarakat. Itu yang kita dorong ke depan,” tambahnya.

Dia mengungkapkan beberapa langkah strategis untuk penguatan pendidikan Islam dan ekonomi syariah:

Pertama, pendidikan Islam: Mendorong kekhasan PAI di sekolah umum agar tidak sekadar sebagai mata pelajaran pelengkap, pembaruan kurikulum berbasis nilai lokal dan digitalisasi pembelajaran, pengusulan kurikulum baru untuk Prodi PAI pada 2026, dan penegasan bahwa nilai-nilai pendidikan Islam bersifat universal, tidak hanya untuk pemeluk agama Islam.

Kedua, Ekonomi Syariah: Penguatan kemitraan dengan instansi terkait, termasuk LP3, badan penjamin halal, dan lembaga keuangan syariah; pengenalan Prodi Ekonomi Syariah secara lebih luas, serta fokus pada penerapan langsung seperti sertifikasi halal dan standar penyembelihan syariah.

Dr. H. Mubarak memastikan konferensi tahun ini bukan akhir, tetapi awal pembentukan forum akademik berkelanjutan. Ke depan, FAI Unikarta ingin mendatangkan narasumber dari luar negeri secara langsung.

“Kemarin ada penulis prosiding dari Filipina dan negara lain, tapi baru sebatas kontribusi tulisan. Ke depan, kami berharap mereka bisa hadir sebagai pemateri utama,” ujarnya.

FAI Unikarta telah memiliki jaringan kerjasama internasional. Namun, Dr. H. Mubarak menyebut permasalahan pendanaan dan honorarium dolar masih menjadi tantangan utama. (*)

Sumber : Berita Alternatif

FAI Unikarta Gelar Konferensi Internasional ANCIESE 2025, Bahas Transformasi Pendidikan Islam dan Ekonomi Syariah di Era Digital

Tenggarong, (3/12/2025). Fakultas Agama Islam Universitas Kutai Kartanegara (FAI Unikarta) akan menggelar The 1st Annual Conference on Islamic Education and Sharia Economy (ANCIESE) pada 18 November 2025 di Pendopo Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Jalan Wolter Monginsidi, Tenggarong.

Konferensi ilmiah tahunan ini mengangkat tema Transforming the Paradigm of Islamic Education and Sharia Economy Towards 21st Century Global Competitiveness.

Kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk merespons tantangan global, mulai dari disrupsi teknologi, perkembangan kecerdasan buatan (AI), hingga isu keberlanjutan yang selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).

Kondisi tersebut menuntut pendidikan Islam dan ekonomi syariah untuk bertransformasi dan menghadirkan solusi berbasis nilai-nilai Islam.

Ketua panitia, Mukmin menjelaskan, Revolusi Industri 4.0/5.0 dan perkembangan AI secara fundamental mengubah struktur sosial dan ekonomi.

“Pendidikan Islam dituntut melakukan reorientasi kurikulum agar relevan dengan kebutuhan masa kini—tidak hanya fokus pada keilmuan teologis, tetapi juga mengintegrasikan kompetensi digital dan keterampilan abad ke-21,” jelasnya kepada awak media Berita Alternatif pada Senin (17/11/2025).

Di bidang ekonomi syariah, lanjutnya, tantangan terbesar mencakup rendahnya literasi keuangan syariah, kurangnya SDM profesional, serta kebutuhan inovasi sistem untuk melampaui konsep islamic window dan benar-benar menerapkan prinsip Maqashid Syariah.

Ia menyebut ANCIESE 2025 hadir untuk mempertemukan akademisi, peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan guna mendorong lahirnya gagasan baru, inovasi, dan rekomendasi strategis yang aplikatif.

Konferensi ini, jelas Mukmin, bertujuan menyediakan wadah ilmiah bagi mahasiswa, peneliti, dan akademisi di bidang Pendidikan Islam dan Ekonomi Syariah; mendorong kolaborasi riset lintas institusi; mengidentifikasi peluang integrasi nilai-nilai Islam dalam sistem pendidikan dan ekonomi kontemporer, serta menerbitkan prosiding ber-ISBN untuk artikel terpilih.

Adapun luaran kegiatan, sambungnya, mencakup terselenggaranya sesi pleno dan presentasi ilmiah berkualitas, peningkatan wawasan peserta, terbentuknya jejaring riset nasional dan internasional, hingga kontribusi rekomendasi strategis bagi sektor pendidikan Islam dan ekonomi syariah.

Konferensi ini membuka ruang diskusi untuk dua rumpun besar: Pertama, Pendidikan Islam: Kurikulum dan metodologi pembelajaran, inovasi teknologi pendidikan Islam (Edutech), manajemen lembaga pendidikan Islam, pendidikan karakter dan moderasi beragama, serta filsafat dan sejarah pendidikan Islam.

Kedua, Ekonomi Syariah: Transformasi perbankan syariah di era digital; fintech syariah, takaful, hingga pasar modal syariah; pemberdayaan ekonomi umat (ZISWAF); hukum dan tata kelola ekonomi syariah, serta ekonomi berkelanjutan perspektif syariah dan SDGs.

Sejumlah tokoh akademik terkemuka akan hadir, di antaranya Ketua Umum PPPAII, Prof. Dr. Eva Latipah (Keynote Speaker); Rektor Unikarta, Prof. Dr. Ir. Ince Raden (Welcoming Speaker); Guru Besar UINSI Samarinda, Prof. Dr. Muhammad Nasir; Guru Besar Ekonomi Syariah UINSI, Prof. Dr. Hj. Darmawati, dan Dekan FAI Unikarta, Dr. H. Mubarak.

Kegiatan akan dimulai pukul 07.30 WITA dengan registrasi peserta, dilanjutkan pembukaan, pembacaan ayat suci Alquran, sambutan Rektor, keynote speech, dan sesi pleno hingga selesai.

Mukmin mengungkapkan bahwa konferensi terbuka bagi akademisi, dosen, peneliti, mahasiswa S1-S3, praktisi, profesional, serta masyarakat umum yang memiliki minat pada isu-isu pendidikan Islam dan ekonomi syariah.

“Pemakalah merupakan peneliti yang karya ilmiahnya lolos seleksi call for papers,” pungkasnya. (*)

Sumber :  Berita Alternatif