TARGET PROF. INCE RADEN: UNIKARTA PUNYA LIMA DOKTOR DAN DUA PROFESOR BARU

FAIUNIKARTA.AC.IDPada 17 Januari 2022, Prof. Ince Raden secara resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) periode 2021-2025. Ia menggantikan pendahulunya, Erwinsyah, yang telah memimpin kampus di yang terletak di Kota Tenggarong tersebut selama empat tahun sebelumnya.

Penunjukannya sebagai orang nomor satu di Kampus Ungu membawa harapan baru terhadap perubahan dan pengembangan universitas yang berdiri pada tahun 1984 tersebut. Pasalnya, guru besar di bidang pertanian itu memiliki pengalaman yang nyaris sempurna di bidang akademik maupun praktis—dari tingkat lokal hingga nasional.

Pada Sabtu (18/6/2022) pagi, beritaalternatif.com mewawancarai guru besar yang juga peneliti yang sudah bertahun-tahun aktif di Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kukar tersebut.

Dalam artikel ini, Prof. Ince menjelaskan visi dan misinya secara umum. Kemudian, target-target yang hendak dicapainya untuk memajukan Unikarta selama satu periode ke depan.

Apa visi besar Anda sebagai Rektor Unikarta?

Kalau visi kan kita ingin mewujudkan kampus itu menjadi kampus yang unggul dalam tri dharma, yaitu di bidang pendidikan, penelitian maupun pengabdian masyarakat.

Kemudian juga membangun karakter kewirausahaan buat mahasiswa maupun teman-teman civitas akademica. Selain tri dharma itu, juga tata kelola good university governance itu bagian yang tidak terpisahkan. Itu arahnya.

Kemudian, di masa saya ini ada tiga pilar yang saya kuatkan dan kembangkan. Pertama tadi proses akademik; kedua, jejaring (networking); ketiga, mencoba untuk membuka pengembangan kewirausahaan ini agar bisa diwujudkan. Itu yang menjadi pilar di periode saya.

Selama Anda memimpin, Unikarta akan menjadi sekelas kampus mana?

Pelantikan Prof. Ince Raden sebagai Rektor Unikarta

Saat ini, Unikarta itu persaingannya sudah nasional. Jadi, di akreditasi perguruan tinggi itu kan sekarang akreditasi Baik, Sangat Baik, dan Unggul. Swasta dan negeri kan tidak dibatasi lagi. Bisa dilihat dari akreditasi dia di posisi mana.

Unikarta itu posisi akreditasinya Sangat Baik. Unggul kan berarti kampus itu sudah bersaing secara internasional. Kalau Baik Sekali, kampus itu sudah bersaing secara nasional. Kalau Baik, kampus itu sudah bersaing di tingkat lokal dan regional.

Artinya, harapan kita di masa yang akan datang kita akan meningkatkan skor Baik Sekali itu. Karena skor Baik Sekali ini kan tinggal satu langkah ke Unggul. Tapi kan untuk sampai ke Unggul kita harus punya riset yang berbasis internasional, buku yang kita terbitkan berbasis internasional, kualitas mahasiswa sudah berbasis internasional, kemudian mahasiswa internasional yang kuliah di kampus kita juga harus banyak gitu. Untuk sampai ke situ, itu tidak mudah.

Tetapi bisa?

Ya, bisa. Tapi kita harus membangun roadmap untuk menuju ke situ. Harus ada peta jalan untuk kita bisa sampai ke situ. Makanya lewat tiga pilar tadi, arahnya saya ke situ.

Orang kuliah ini kan trust dulu. Kepercayaan dia tentang berbagai hal. Sekarang orang-orang sudah cerdas. Apa yang dia peroleh setelah dia masuk di situ. Keluarnya dia bisa jadi apa. Kalau rata-rata orang tua ingin anaknya masuk di Unikarta kemudian keluar bisa langsung kerja, kita harus punya kegiatan keterampilan, banyak kegiatan bahasa, dan banyak kegiatan untuk meningkatkan kemampuan. Hal-hal begitu yang perlu mereka pelajari.

Ini bicara ekstrakurikuler. Karena kalau kita masukkan di kurikulum, itu berat. Kita otak-atik kurikulum kan berat. Misalnya saya masuk ke situ (Unikarta), selain saya sarjana teknik pertambangan, juga punya kemampuan komputer, apakah di bidang office ataupun analisis. Atau bisa juga orang itu servis HP. Sebenarnya kan bisa saja kita buat. Jadi, dia punya keterampilan-keterampilan lain.

Misalnya saya kuliah di Fakultas Pertambangan Unikarta. Ternyata bisa ngaji menggunakan metode tilawah. Saya fasih. Oh, itu luar biasa. Mohon maaf, tadinya dia enggak bisa ngaji sama sekali, tetapi begitu dia masuk di kampus Unikarta, dia keluar dari Unikarta, itu luar biasa. Saya yakin bisa saja orang tua kuliahkan anaknya karena alasan itu.

Saya selalu ngomong ke kawan-kawan, “Ayo ciptakan momen seperti itu”. Dan itu bisa saja mengantarkan koin. Kalau enggak salah, ada puluhan mahasiswa itu yang ngajarkan ngaji di Fakultas Pertanian, Fakultas Hukum, dan lain-lain.

Jadi, suasana Mushala Al-Hijrah Unikarta itu, auranya muncul. Sebenarnya yang kayak gitu yang mau saya dorong sehingga kalau masuk Unikarta ada keterampilannya. Kira-kira seperti itu.

Apakah dengan ketersediaan SDM saat ini, Unikarta mampu merealisasikan visi dan misi yang Anda usung?

Kalau dari dosen kan sekarang ini kita punya 120 dosen tetap. Kemudian, guru besar kita ada tiga. Itu terbanyak di Kalimantan. Guru besar perguruan tinggi swasta di Wilayah XI Kalimantan, yang paling banyak itu di Unikarta. Itu Kalimantan. Bukan Kalimantan Timur. Dibandingkan kampus-kampus swasta lain di Kalimantan, guru besar kita paling banyak. Itu bisa kita buktikan.

Lektor kepala kita lumayan. Kurang lebih 30-an. Kemudian, lektor. PR saya itu masih ada 12 atau 13 orang yang belum punya pangkat akademik. Ini juga harus saya dorong supaya mereka punya SIM. Mudah-mudahan itu terlaksana.

Kemudian di bidang riset. Saya sering bilang ke teman-teman LPPM, ayo kita buat pelatihan-pelatihan. Selain pelatihan tingkat nasional, kita bisa buat pelatihan cara penulisan buku.

Alhamdulillah kita sudah ada lembaga LPPM Unikarta Press. Buku saya ada dua yang diterbitkan di situ. Kemudian teman-teman yang lain juga ada terbitkan buku di lembaga penerbitan itu.

Jadi, dari segi SDM, saya lihat memang kita perlu untuk melatih mereka agar bisa lebih terampil. Pegawai-pegawai kita juga harus diberikan pelatihan. Karena kan enggak mungkin saya keluarkan semua mereka dari situ. Yang ada itu harus betul-betul ditingkatkan potensinya. Baik dalam pembuatan surat maupun keterampilan lain.

Kalau sekarang Anda jalan-jalan ke kampus Unikarta, ada tamu kita, terima di bawah dulu, kemudian diantar ke atas. Itu sudah kita atur tata kelolanya.

Administrasi juga kita kelola. Kalau dulu kan tugasnya apa. Belum begitu jelas. Sekarang kita sudah punya SIKAP. Kalau dia masuk jam delapan pagi, dia absen dulu. Kemudian dia laporkan dia kerja apa hari ini. Kita sudah ada aplikasi seperti itu. Saya sebagai atasan bisa saya lihat apa yang dikerjakan WR I dan lain-lain.

Itu baru kita terapkan satu bulan ini. Itu juga ada kaitannya dengan pembayaran insentif uang makan yang sebelumnya kita naikkan 100%. Tapi, dia harus sesuaikan dengan kinerjanya.

Mengubah begitu kan tidak mudah. Tapi, harus kita lakukan. Menurut saya, kita perlu mengajak teman-teman untuk memberikan kontribusi untuk Unikarta.

Khusus untuk melatih keterampilan, saya kan bisa saja menggunakan teman-teman dari luar. Misalnya belajar tentang podcast. Saya bisa saja undang orang-orang yang berasal dari beritaalternatif.com untuk memberikan kemampuan-kemampuan praktis. Saya kira itu bagian dari sumber daya yang kita butuhkan.

Makanya, saya katakan, networking itu dibangun sesuai dengan apa yang mau kita capai selama empat tahun di periode saya. Tiga pilar itu saya hubungkan. Itu satu-kesatuan yang utuh. Itu kan memang yang mau kita bangun.

Di akhir kepemimpinan Anda nanti, berapa profesor dan doktor yang akan dihasilkan Unikarta?

Kampus Unikarta yang terletak di Kota Tenggarong

Ini pertanyaan yang sifatnya kuantitatif. Pertama, yang pasti ada penambahan. Yang sudah bisa saya prediksi, ada tambahan sekitar lima doktor. Dan saya berharap ada dua profesor tambahan. Itu minimal.

Pasti itu bisa mendukung peningkatan kualitas Unikarta. Standar untuk dapat status profesor kan sudah diturunkan lagi. Standarnya diturunkan. Kalau dulu, jangankan kita di swasta, di negeri saja susah banget.

Saya misalnya. Keluar SK profesor saya tahun 2019. Di angkatan berikutnya hanya ada dua. Dari 2019 sampai 2022, hanya ada dua orang. Itu se-Kalimantan. Baru ada tiga tambahan profesor selama tiga tahun terakhir. Padahal di Kalimantan ada 200 lebih perguruan tinggi swasta.

Makanya saya dorong Pak Sabran. Kemudian Pak Made dan Pak Sujiman. Dulu saya berharap almarhum Pak Dr. Thamrin. Beliau sudah siap-siap. Beliau sudah lektor kepala. Satu langkah lagi jadi profesor. Makanya beberapa orang yang potensial jadi profesor ini kita dorong terus ikut pelatihan, termasuk acara besok di Hotel Mercure.

Yang seperti ini kan saya berikan ruang kepada teman-teman. Saya sampaikan, “Ayo semangat”. Supaya nanti kita bisa berikan kontribusi yang lebih baik untuk Unikarta. Sebenarnya itu yang mau saya lakukan. Atmosfir itu yang mau kita ciptakan supaya mereka juga bisa memperlihatkan semangat. Intinya itu.

Jadi, kalau disebut kuantitatif, doktor itu bisa lima di masa saya. Yang saya pikirkan sekarang, apa yang bisa saya perbuat untuk Unikarta. (*)

Link : Beritaalternatif.com