BIJAK DALAM MENYIKAPI HIDUP

Wakil Rektor II/Dosen FAI Unikarta

Oleh Misran, S.Ag.,M.Pd.I
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Kehidupan kerap kali memberikan kejutan dalam perjalanannya. Terkadang kita menemukan kebahagiaan dalam satu waktu, namun bisa juga seketika hal itu berubah menjadi satu hal menyedihkan. Tentu sebagai manusia kita tidak bisa memperediksi kapan hal tersebut akan terjadi. Tetapi mungkin kita bisa mengantisipasi dengan lebih bijak dalam membuat keputusan.
Mengambil sebuah keputusan dalam hidup, tentu perlu dipertimbangkan secara matang. Kalau kita terlalu gegabah, bisa jadi malah membawa kita ke arah yang salah.
Panorama kehidupan beragam wacana dan dinamika…Akan sangat mudah kita melihat kecederungan manusia yang merespon dinamika itu dengan berbagai sudut pandang…
Ada yang melihat dengan disiplin keilmuan, ada pula yang melihat dengan pengalamannya, bahkan ada yang mencoba dengan pendekatan filosofis…
Tetapi sesungguhnya adalah hal yang naif ketika kita mengkesampingkan nilai spiritual dalam menganalisa berbagai problematika.
Oleh karena itu perlu adanya motivasi dalam mengambil keputusan yang bijak sehingga akal fikiran penting digunakan untuk menelaah pesan spiritual dalam meluruskan pandangn dalam menjalani realita kehidupan, sehingga isu dan wacana tidak berpengaruh dalam segala tindakan kita.
Tetaplah pada aturan universal sang sutradara pengatur sekenario kehidupan, hanya yang dibutuhkan adalah seberapa yakin kita terhadap pemahaman spiritual yang kita miliki?…
Firman Allah yang artinya :
“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (QS. Muhammad:36).
Bila manusia memiliki tingkat kesadaran yang tinggi akan nilai2 spiritual dalam kehidupan…biarpun new normal tak diterapkan, yakinlah kehidupan akan tetap baik2 saja.
Sisihkan gelombang-gelombang kerisauan dengan kekuatan kesabaran dan keyakinan(Ali bin Abi Thalib).
Wallahualam bissawab.

HIKMAH IBADAH PUASA

Setiap ibadah pasti mempunyai hikmah dan tujuan ibadah shalat misalnya, dia menjadikan pelakunya menjadi orang yang senantiasa dekat kepada Allah dan mencegah dirinya dari perbuatan keji dan mungkar.

Demikian pula ibadah puasa di bulan suci Ramadan, di dalamnya mengandung hikmah yang bermacam-macam, berbagai manfaat yang sangat beragam, untuk dapat kita jadikan pedoman dalam menjalani hidup dan kehidupan.

Marilah kita coba mengungkap sedikit di antara sekian banyak hikmah ibadah shaum/ puasa pada bulan suci Ramadhan dengan harapan agar kualitas ibadah shaum/puasa kita semakin baik dan akhirnya memperoleh hikmah-hikmah yang terkandung dalam keutamaan bulan suci Ramadhan tersebut.

Hikmah yang pertama puasa dapat melatih jiwa dan watak kita untuk selalu memelihara amanah, sebab puasa adalah amanah Allah yang wajib kita kerjakan dan laksanakan, yang kelak akan diminta pertanggungjawaban.

Puasa juga sebagai tanda syukur kita kepada Allah karena hakekatnya semua ibadah mengandung arti berterima kasih atas segala nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita.

Hikmah yang kedua puasa juga menempa jiwa kita agar mempunyai kekuatan dan daya tahan yang tangguh, dalam menghadapi berbagai penderitaan karena di saat puasa kita pun dapat merasakan betapa sakit dan pedihnya perut yang kosong keroncongan, disitulah kita dapat mengukur bagaimana susahnya seorang fakir miskin sepanjang masa, yang merasakan ngilunya perut akibat kelaparan dan kekurangan makanan, dan secara tidak langsung mendidik perasaan belas kasih kita terhadap fakir miskin.

Yang ketiga hikmah puasa juga mengurangi sifat rakus dan tamak terhadap makanan dan minuman di mana sifat tersebut termasuk dalam sifat-sifat bahimiah atau sifat hewan yang selalu ingin menang sendiri dan dengan berpuasa dapat menimbulkan sifat-sifat insaniah atau sifat kemanusiaan yang senantiasa tulus untuk berbagi terhadap sesama.

Hikmah lainnya ibadah puasa juga dapat mengekang hawa nafsu keduniaan kita sehingga dapatlah selalu mendekatkan diri kepada yang maha Rahman, dan pada akhirnya kita termasuk golongan orang-orang yang muqorrobin dekat kepada Tuhan.

Hikmah yang terakhir adalah dengan menjalankan ibadah puasa akan meningkatkan kesadaran, bahwa kita manusia adalah makhluk lemah yang selalu berhajat kepada kepentingan yang bermacam-macam, juga dapat membiasakan kita bersikap sabar baik dalam pengendalian diri maupun dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban kita sebagai ‘abdi.

Syekh Abdul Karim Ibnu Ibrahim Al-Jaili dalam kitab beliau ” insan Kamil fi ma’rifati awakhir wal awa il” mengemukakan bahwa hakikat puasa adalah isyarat untuk mencegah diri dari kepentingan-kepentingan Basyariah ( kemanusiaan) berikut mensosialisasikan sifat-sifat Shamdaniah (ketuhanan) dimana Tuhan adalah tumpuan segala-galanya, semakin jauh orang mampu menahan diri dari kepentingan kepentingan kemanusiaan dirinya semakin jelas pengaruh Tuhan padanya semakin eksis dia mengekang keliaran nafsu pada dirinya, semakin tampak tajalli Tuhan dalam dirinya puasa yang dilakukan sebulan penuh merupakan isyarat Al faqr (rasa butuh) akan hajat hidup selama hayat dikandung badan, dan durasi waktu puasa satu bulan penuh merupakan metafor bahwa selama manusia hidup di alam dunia selama itu pula dia merasa butuh akan hidup dan kehidupan kepada-Nya yang Maha menggenggam segala urusan, esensi durasi waktu puasa menunjukkan masa ketergantungan manusia kepada Tuhannya sehingga tidak logis seorang manusia mengatakan aku tidak butuh kepada Tuhan sebab nilai-nilai kemanusiaan yang nihil dari nilai-nilai ketuhanan adalah hampa, dan sipengklaimnya adalah penipu, tidak saja menipu dirinya tapi juga menipu Tuhannya.

Semoga kita dapat melaksanakan rangkaian ibadah puasa tahun ini lengkap dengan qiyamullail pada malam harinya mengisi waktu senggangnya dengan membaca Alquran sehingga ibadah kita menjadi sempurna.

Amiin

SOFIAN EFENDI, S.Ag., M.Pd

Dosen